SUARATERKINI, Jakarta – Merebaknya berita virus corona menimbulkan kecemasan di masyarakat. Ditambah lagi banyaknya informasi yang keabsahannya diragukan.
Menanggapi hal itu, sebagai salah satu rangkaian acara dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-32, Usahid Jakarta melakukan sosialisasi kepada masyarakat khususnya lingkungan civitas akademika Usahid.
Sosialisasi itu dilakukan dalam bentuk Talk Show mengangkat tema ” Mitos vs Fakta Virus Corona” di Aula lantai 8, Universitas Sahid Jakarta, Rabu (26/2/20).
Talkshow ini menghadirkan sejumlah pembicara masing-masing Prof. drh. Agus Setiyono, MS, PhD, APVet (Ahli Patologi Veterlner, Fakultas Kedokteran Hewan IPB), dr. Sri Dhuny Atas Asri, Sp.P, FISR (Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran UIN dan UPN) dengan Moderator dalam diskusi ini Megah Stefani, S.Gz., M.Si (Dosen Program Studi Gizi Universitas Sahid Jakarta).
Dalam sambutannya, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Usahid, Dr Ir Iman Basriman menyampaikan,” pada kesempatan kali ini, Universitas Sahid (Usahid) Jakarta ingin ikut membantu mensosialisasikan atau berikan edukasi kepada masyarakat terkait bahaya virus corona yang berasal dari Wuhan, China.
Karena itu, tema virus corona dianggap pas untuk diperbincangkan pada Talk Show dengan mengundang pemateri yang ahli di bidangnya masing-masing.
Dan, kegiatan ini sebagai bagian dari Dies Natalis Universitas Sahid Jakarta ke-32 serta salah satu bentuk kepedulian USAHID terhadap peristiwa yang saat ini terjadi,” tegas Iman.
Prof. drh. Agus Setyono, MS, PhD, APVet memaparkan bahwa virus corona memiliki banyak jenis. Sebagai upaya untuk meminimalisir risiko, sebaiknya selalu menggunakan Alat Pelindung Diri jika bersentuhan dengan hewan liar.
Selain itu, hindari makanan buah yang masak pohon yang sudah dimakan oleh hewan liar.
Ini sebagai upaya untuk meminimalisasi risiko,” ujar Agus.
Buah yang masak di pohon, lanjut Agus, rentan dimakan oleh kelelawar. Menurutnya, jika buah digigit hewan tersebut, kemungkinan terpapar virus lewat air liur bekas gigitan. Oleh karenanya, meski buah itu terasa manis, maka sebaiknya dibuang.
“Kelelawar itu punya insting yang tajam merasakan buah mana yang manis dan yang tidak. Jika manis, pasti akan dimakan lalu
ditinggalkan. Sebaiknya buang saja buah seperti itu, karena liur pasti menancap. Lalu apakah kemudian tertular (virusnya) atau tidak, tidak tahu tapi berisiko dan kemungkinan potensi bahaya ada,” terangnya.
Sejauh ini, orang yang terpapar virus corona usianya beragam, mulai sembilan bulan hingga lanjut usia. Namun, mereka yang tak bisa diselamatkan, rata-rata di atas usia 60 tahun dan itupun memiliki riwayat penyakit lain seperti kanker, gagal ginjal, kencing manis.
Sementara itu, dr Sri Dhuny Atas Asri, Sp. P, FISR memaparkan bahwa terdapat beberapa jenis virus corona yang berbahaya yang penularannya melalui hewan tertentu.
Namun virus tersebut jika terkena matahari dalam dua menit akan mati. Yang bahaya adalah jika virus itu menempel dalam tubuh manusia.
Untuk itu, perlu diperhatikan guna mengurangi risiko adapun diantaranya
1. Jangan berpergian ke daerah terjangkit.
2. Hindari kontak dengan orang yang berasal dari daerah terjangkit.
3. Hindari orang dengan gejala infeksi saluran napas.
4. Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).