Tari Topeng Ireng Bisa Dikombinasikan dengan Segala Jenis Tari

AdvertisementAds

SUARATERKINI, Magelang – Tari Topeng Ireng, gerakannya terlihat mudah untuk ditirukan oleh siapa pun yang menontonnya. Tapi nyatanya, sulit untuk diikuti. Setidaknya oleh tim Media Trip Atria ‘The Beauty of Magelang and Malang’ saat berkunjung ke Omah Mbudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (04/05).

Topeng Ireng, Ali Ahmad, Sesepuh Sanggar Manusia Rimba dari Desa Gedongan, Wanurejo, Borobudur usai mentas di Omah Mbudur menyampaikan, Tari Topeng Ireng untuk mempersatukan, karena pada masa dahulu orang susah untuk berkumpul.

Topeng Ireng, lanjut Ali, berasal dari kata Toto Lempeng Irama Kenceng, artinya Menata Lurus Irama Keras. Tarian ini wujud pertunjukan seni tradisional yang memadukan syiar agama Islam dan ilmu beladiri pencak silat.

“Kalau zaman dulu, tarian ini untuk pagar betis, seperti topeng asli. Kemudian rompinya bisa juga terbuat dari janur kelapa muda, pelepah pisang yang kulitnya dikeringkan lalu dianyam,” lanjutnya.

Saat pementasan di Omah Mbudur, Ali melanjutkan, tidak membawakan cerita secara khusus, hanya menari sebagai suatu pertunjukan seni tari saja. Sejatinya tarian ini pun ada sosok tokoh, mulai dari sesepuh desa hingga untuk mengusir binatang buas.

BACA JUGA:  Jelang Liburan, The Jayakarta Inn & Villas Resorts Cisarua, Tawarkan School Holiday Package

Tarian yang dikenal juga dengan Dayakan ini, menurut Ali pernah berkolaborasi dengan artis papan atas Agnez Mo dan pernah juga tampil di Istana Negara.

“Kami pernah juga kolaborasi dengan Agnes Monica. Gabungan dari sini 10 orang. Lagunya dari sana, kita cuma ikut dance saja. Penarinya gabungan ada yang dari Magelang. Kemudian tariannya ada Tari Kecak dan lain-lain,” katanya.

“Kami pun terbiasa kolaborasi dengan satu tokoh, temanya bisa penarian, perkelahian, dan pengusiran. Atau bisa sesuai permintaan yang menyewa kami. Adapun jumlah penari bisa hingga 40 orang,” tutup Ali. (Rep/Her)