Survive Dengan Penyakit Melalui Makanan Sehat

AdvertisementAds

SUARATERKINI, Jakarta – Pernikan Bunda Luly dengan suaminya merupakan anugerah terindah dalam hidup serta mengisahkan cerita tersendiri di dalamnya. Bunda Luly dan suaminya ini merupakan pernikahan beda rhesus (golongan darah). Bunda Luly rhesus AB- dan suami rhesus AB+. Umumnya orang Asia memiliki rhesus+, sehingga membuat tidak lazim akan pasutri ini, yang akhirnya pernikahan beda rhesus ini berdampak pada keturunan dan disebut Idiopatik Trombositopenik Purpura atau disebut penyakit ITP.

ITP adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup platelet (trombosit). Trombosit adalah sel darah yang membantu menghentikan pendarahan dengan menempel bersama untuk membentuk gumpalan yang menutup luka kecil atau pecah.

ITP atau autoimun salah satu penyakit kelainan darah, kala itu trombosit Najwa anak dari Bunda Luly di bawah rata- rata 30.000 trombosit, padahal normalnya minimal 150.000 – 450.000 trombosit per mikroliter darah. Sehingga menyebabkan kerusakan sel darah merah, dan ini saya tahu saat hamil anak ke 3. Jadi saat anak ke 3 dan ke 4 di antisipasi dengan memakai injeksi rhogam (pemisah darah ibu dan janin).

“Ketika janin memiliki rhesus yang berbeda dengan ibu ini di anggap benda asing di dalam tubuh ibu, akan tetapi dengan injeksi rhogam ini bisa di atasi. Ketika di anak pertama, kami belum mengetahuinya dan jadilah anak kami ini lahir kuning awalnya,” ungkap Bunda Luly.

BACA JUGA:  Gubernur Kaltim Apresiasi Kerja Sama XL Axiata – ASKOMPSI Dukung Program PJJ

Menginjak usia 8 tahun mulailah terjadi pendarahan di mana mana. Darah seperti tidak mau mengental, luber saja saat itu dan deras keluar. Saat itu di rawat di RS Hermina Depok tepatnya September 2019. Saat itu heboh hingga semua pegawai RS menguatkan saya. Darah Najwa keluar makin tidak bisa di stop sampai akhirnya di ICU dokter bilang, ini harus di berikan immunoglobulin, yang saat itu tidak ready harus pesan terlebih dahulu dan harganya tentu tinggi, lanjutnya.

Kebutuhan Immunoglobulin saat itu harus banyak. Kondisi Najwa semakin menurun hingga trombosit hanya 4.000 saja. Bersykur Najwa kuat dan selama itu dalam keadaan sadar, serta tenang dengan kondisi biru biru di sekujur tubuh. Setelah imminoglobulin masuk ke tubuh Najwa, pendarahan berhenti dan kondisi semakin membaik. Situasi tersebut membuat lifestyle keluarga Bunda Luly berubah, terutama dari segi apa yang di konsumsi.

Tiga tahun berlalu, dengan tahun pertama rutin akan konsumsi obat jenis steroid, hingga berangsur stabil dan bisa putus obat dengan mengandalkan pola makan saja. Saat itu pola makan sehat yang diterapkan sebagai obat untuk mencegah adalah dengan mengkonsumsi sayur, yang kala itu bukan lah hal yang sulit buat putrinya untuk merubah pandangan, bahwa anak seusianya susah makan sayur melainkan sayur sudah jadi snack sehatnya.

BACA JUGA:  Kalbe One Onco Bersama Komunitas Berikan Edukasi Penanganan Pasien Kanker

“Terima kasih buat dr. Vera RS hermina Depok, Prof, DR. Djayadiman Gatot RSCM. Terimakasih orang-orang baik, tetangga, saudara, kerabat baik yang dikenal maupun tidak dan yang sudah menggalangkan dana, serta ‘kitabisa.com’ kasih sayang buat Najwa,” ungkap Bunda Luly yang sudah banyak membantunya.

Dari sinilah Salad Bar by Orlin hadir. Banyak yang tanya kenapa se kuat ini memperjuangkan Orlin, dan tetep pada keyakinan menyebar luaskan healthy food. Inilah letak kekuatan usaha Bunda Luly yang terdapat pada putrinya. Kekuatan Orlin tetap pada latar belakang tersebut, dan tetap akan menyebar luaskan makanan sehat.

Bunda Luly tidak menyangka Allah kasih kesempatan untuk kuat dan bisa merawat Najwa hingga sekarang. Karena saat itu kondisi semua lubang yang ada di tubuh Najwa keluar darah. Kisah tersebut akan selalu di ingat dan akan membuatnya semakin semangat dalam menjalani kedepannya. Saat itu semua aset yang dimiliki di jual untuk biaya pengobatan. Karena obat tersebut harganya belasan juta untuk 1 botol, dan kami membutuhkan belasan botol lebih saat itu.

Dari sinilah lahirnya Orlin sampai seperti saat ini. Banyak rintangan mengiringi di perjalanan usaha Bunda Luly dengan jatuh bangunnya. Perjuangan hingga sekarang bukanlah hal mudah dicapai. Usaha dengan tekad dan berjuang karena latar belakang tersebut yang membuat Bunda Luly tidak pernah patah semangat. Awal mula berjualan baju online di tengah masa pemulihan anak. Lalu ada temennya mampir kebetulan sedang membuat salad untuk anaknya. Dia icipin dan bilang, “kamu gak cocok jual baju, cocoknya jual salad.” Saat itulah terbesit nama Orlin Kitchen.

BACA JUGA:  Menuju Vaksinasi 37 Juta Warga Jabar Dishub Gelar Vaksinasi bagi Pelaku Transportasi

Kimora Orlin Rafanda adalah nama anak Bunda Luly. Produk pertama yang dibuat adalah salad roll atau springroll. Awalnya pesanan berawal dari kalangan Sekolah Alam putrinya, lalu temen temen kantor ikut mempromosikan. Dari situ lah berjalan hinga sekarang, bahkan dijadikan menu catering diet.

“Alhamdulilah semua proses dinikmati dan dijalani, walau jatuh bangun bagian dari proses itu perlu. Keyakinan lebih perlu lagi, hingga mempunyai keyakinan lebih, bahwa ini akan menjadi sesuatu yang semakin baik. Bahwa apa yang anak kami konsumsi bisa kami jual pula, sehingga bisa dinikmati oleh semua orang. Healthy is your choice adalah moto kami,” ujar Bunda Luly.

Harapan untuk Orlin bisa semakin menyebar luaskan makanan sehat seta bermanfaat tentunya, dan makin maju, agar bisa menaungi lebih banyak orang lagi, dan sebisa mungkin harganya dapat di jangkau kalangan apapun, jadi sehat tidak harus mahal, tutupnya. (Rep/Her)