suaraterkini, Jakarta,- Berdasarkan data dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), masih ada 572 rumah sakit yang berpeluang meraih akreditasi, termasuk rumah sakit swasta di dalamnya. sebanyak 2.469 rumah sakit yang telah mengantongi akreditasi dari KARS. Bahkan, sudah ada 12 rumah sakit di Indonesia yang terakreditasi KARS International.
Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi rumah sakit untuk bisa memperoleh akreditasi, tak terkecuali rumah sakit swasta. Sebagai salah satu syaratnya, rumah sakit harus beroperasi penuh dengan menyediakan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat secara paripurna.
“Yang dimaksud paripurna di sini adalah informasi dan pelayanan kesehatan non-stop, selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu,” kata Kepala Bidang Teknologi Informasi KARS, dr. Djoni Darmadjaja, Sp.B., MARS, FinaCS, FICS.
Oleh karena itu, asosiasi pun mendorong rumah sakit swasta di Indonesia untuk meningkatkan layanan kesehatan secara optimal. Salah satunya melalui penggunaan aplikasi kesehatan sebagai bentuk digitalisasi layanan.
Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) menjelaskan, pemanfaatan teknologi tersebut akan memangkas sejumlah tahapan yang selama ini diperlukan rumah sakit untuk beroperasi melayani masyarakat.
“Terutama dalam mempertemukan pasien dan dokter yang sesuai dengan keluhan kesehatan pasien,” kata Sekretaris Jendral (SekJend) Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) drg. Iing Ichsan Hanafi, MARS dalam peluncuran aplikasi kesehatan PatientQare dari SehatQ.
Ia mengungkapkan, dengan beroperasi penuh secara paripurna, rumah sakit akan membutuhkan aplikasi kesehatan untuk menjamin setiap pasien mendapatkan layanan medis yang dibutuhkan. Salah satunya adalah dengan memastikan pasien terdaftar untuk berkonsultasi dengan dokter yang dituju.
Apabila ada ratusan bahkan ribuan pasien setiap hari, sistem administrasi secara manual, tentu menjadi tantangan besar bagi rumah sakit dalam memberikan layanan optimal bagi masyarakat. Pada akhirnya, rumah sakit dituntut untuk mengadopsi teknologi melalui aplikasi kesehatan, untuk menghadirkan layanan paripurna serta meraih akreditasi.
“Salah satu aplikasi kesehatan yang bisa mengoptimalkan sistem layanan rumah sakit adalah PatientQare dari SehatQ,” ujar drg. Iing Ichsan Hanafi, MARS.
Saat ini, semua orang sudah terbiasa melakukan booking online untuk hotel maupun perjalanan menggunakan pesawat dan kereta api. Hal ini bertolak belakang dari sistem pendaftaran pasien di rumah sakit maupun klinik, yang masih mengandalkan cara manual. Oleh karena itu, platform PatientQare hadir sebagai solusi.
Aplikasi kesehatan SehatQ untuk pasien ini terhubung secara seamless dengan platform PatientQare untuk rumah sakit dan klinik. “Platform PatientQare ini memungkinkan rumah sakit dan klinik mengatur ketersediaan tenaga medis terutama dokter dengan lebih baik, sesuai kebutuhan masyarakat,” ujar Direktur SehatQ, Dewi Bramono.
Ia pun mengungkapkan, selama ini sistem booking tradisional secara manual rawan mengalami gangguan akibat human error.
Melalui aplikasi SehatQ, pasien bisa mencari jadwal dokter dengan mudah dan melakukan online booking. Dengan jadwal konsultasi yang lebih pasti, proses berobat menjadi mudah, lebih nyaman dan waktu tunggu pasien berkurang.