Suaraterkini, Jakarta ,- Revolusi Industri4.0 menuntut digitalisasi di semua lini kehidupan manusia, termasuk kesehatan. Perusahaan teknologi Indonnesia mengembangan teknologi kecerdasan buatan atau AI dalam pelayanan kesehatan bernama PRIXA.
CEO Prixa, James Roring, MD mengatakan kehadiran Prixa, untuk menjangkau pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat serta memberikan ketenangan masa depan bagi generasi penerus, dengan menjadi perusahaan teknologi pertama yang menyediakan platform manajemen kesehatan terpadu.
Ke depannya, James mengatakan Prixa akan bekerja sama dengan sektor asuransi, penyedia layanan kesehatan, hingga perusahaan yang bergerak di bidang konsumen untuk memaksimalkan layanannya, katanya di Jakarta (19/11).
Sementara dr Kafi Khaibar Lubis dari Prixa menyebut saat ini, rasio dokter dan pasien yang timpang masih menjadi masalah dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Prixa hadir memberikan bantuan agar masyarakat yang memiliki keluhan kesehatan bisa memeriksa gejalan terlebih dahulu, sebelum memutuskan pergi ke dokter.
“Karena ada beberapa penyakit yang dengan perawatan home cara saja sudah sembuh, gak perlu ke dokter. Atau dengan ke klinik dan puskesmas saja sembuh, tanpa perlu ke IGD,” tutur Kafi.
Lalu, bagaimana teknologi AI di Prixa bekerja? Dijelaskan Kafi, masyarakat hanya perlu mengakses Prixa.ai kemudian akan muncul beberapa pertanyaan, tanpa harus keluar rumah dan setiap informasi yang di sampaikan terjaga kerahasiahaannya, dengan solusi kemungkinan penyakit paling berat hingga ringan, pungkasnya.