Pendiri NII Crisis Center Prediksi Eskalasi Teror akan Meningkat

AdvertisementAds

SUARATERKINI, Jakarta – Bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada MInggu (28/3). Mereka diduga bagian dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Sulawesi Selatan.

Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan berharap aparat meningkatkan kewaspadaan, sebab masih ada ribuan jaringan sel teroris aktif yang bisa melakukan aksi teror, termasuk juga jaringan JI juga perlu diwaspadai.

Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan

“Mereka marah karena beberapa jaringan mereka dibeberapa daerah di Indonesia ditangkap dan jaringan dana mereka juga di bekukan oleh PPATK,” ungkap Ken kepada SUARATERKINI, Senin (29/3).

Kendati demikian, diingatkan Ken, hal tersebut tidak menyurutkan langkah kelompok radikalis untuk mencari dana. Terlebih saat ini mereka aktif menyebarkan penggalangan bantuan melalui media sosial sepeti Whatsapp, Facebook, Instagram, Twitter, dan lain-lain.

“Biasanya lewat grup-grup mereka langsung chat pribadi dan menawarkan proposal dan profil organisasi mereka,” ungkapnya.

Saat ini, kelompok tersebut juga semakin berani pasang iklan di media sosial untuk penggalangan dana sosial. Semua dilakukan untuk kepentingan kelompoknya, walaupun dengan dalih pembangunan dan sumbangan tempat ibadah di Indonesia dan negara-negara di Timur Tengah, bahkan mereka siap jemput bola ke tempat para donatur.

BACA JUGA:  Prajurit TNI Kontak Tembak dengan KST di Wilayah Mugi-Mam Kab Nduga

Terkait pemboman di gereja, gereja menjadi sasaran, menurutnya karena selama ini pihak gereja selalu diam dan tidak merespon.

“Bom ini bisa jadi merupakan pesan khusus atau juga ingin menguji mental Kapolri baru yang notabone adalah dari agama nasrani. Seolah ini adalah konflik antar agama,” ujar Ken.

Ditambahkannya, tujuan terorisme yang jelas adalah untuk membuat takut masyarakat, jadi kalau masyarakat takut maka tujuan para teroris itu berhasil.

“Kita harus waspada, tapi jangan takut pada mereka,” tegasnya.

Ken juga berharap disamping penindakan, upaya pencegahan juga masih di laksanakan untuk membendung gerakan intoleransi radikal yang merupakan pintu gerbang terorisme. (wil)