suaraterkini, Jakarta,- Untuk meningkatkan kesadaran terkait penanganan hipertensi, Menarini Indonesia merilis hasil penelitian BENEFIT (BEnefits after 24 weeks of NEbivolol administration For essential hypertensIon patients wiTh various comorbidities and treatment environments in KOREA(Manfaat setelah 24 minggu penggunaan nebivolol untuk pasien hipertensi dengan berbagai komorbiditas dan lingkungan pengobatan di Korea) bersama Perhimpunan Hipertensi Indonesia (Perhi), penelitian observasional nebivolol sesuai kondisi praktik dokter sehari-hari yang dilakukan terhadap 3.011 pasien hipertensi di Korea.
Menurut dr. Erwinanto dari Perhi, Stroke, penyakit jantung dan penyakit ginjal memiliki faktor risiko yang sama karena tekanan darah tinggi. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018 memperlihatkan prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1%, yang mengindikasikan adanya peningkatan penyakit kronis ini di Indonesia.
“Penelitian ini dirilis di waktu yang tepat untuk membantu para dokter menangani pasien hipertensi di Indonesia, karena penderita hipertensi selama hidupnya harus minum obat dan gaya hidup sehat” ujar dr. Erwinanto.
Presiden Direktur, Menarini Indonesia Reinhard Ehrenberger, menambahkan, Menarini Indonesia berkomitmen melayani kebutuhan pasien di Asia yang masih belum terpenuhi saat ini dan di masa depan. Komitmen ini mencakup identifikasi dan pengembangan solusi inovatif terkait kesehatan, sambil terus mendukung penelitian baru.
“Dengan berbagi hasil penelitian BENEFIT ini, kami berharap bisa membantu para dokter di Indonesia dalam melayani pasien dengan memberikan mereka akses terhadap riset dan pengetahuan terbaru. Penelitian ini juga sejalan dengan panduan hipertensi ESC/ESH 2018 yang merekomendasikan penghambat beta dalam penanganan hipertensi” ucapnya.