NCAFA ke 3 Hadirkan Pembicara Lintas Sektor Bahas Peran AI untuk Program Anti-Fraud

AdvertisementAds

Berbagai kajian teoritis termutakhir sampai best practice pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk pencegahan fraud tersajikan dalam 3rd National Conference on Accounting and Fraud Auditing (NCAFA). Acara yang diselenggarakan Program Studi Akuntansi Universitas Trilogi ini selain menghadirkan 155 paper dari peserta, juga menghadirkan pembicara dari berbagai lintas sektor dan kepakaran.

Salah satu pembicara dari Pertamina, Deri Safari, memaparkan bahwa pemanfaatan AI untuk program anti-fraud bisa beragam. Diantara untuk standarisasi dan integrasi sistem terkait critical business process, integrasi data seluruh business group, sistem monitoring yang real time atas eksekusi critical business process serta sistem deteksi dini atas ‘red flag.’

Deri Safari Pemegang jabatan CFE VP Investigation IA, WBS & Fraud Prevention di perusahaan plat merah ini juga mengutarakan bahwa isu dan tantangan implementasi AI juga beragam. Misalnya seperti proses digitalisasi yang belum merata dimana proses bisnis belum sepenuhnya terdigitalisasi.

“Sementara itu untuk membangun sistem baru butuh waktu. Selain itu, banyaknya sistem independence non ERP yang digunakan oleh setiap fungsi dalam satu flow proses bisnis terkait, selain itu juga terkait kehandalan data sampai dengan transaction – level yang bisa diperoleh sampai kepada komitmen dan optimalisasi resource untuk membangun, mengintegrasikan sistem, maintaining data, serta upgrading kompetensi man power-nya,” jelasnya di forum yang berlangsung secara virtual dan selama dua hari, 8 – 9 Februari itu.

BACA JUGA:  Mahasiswa UT Jakarta Kembangkan Media Agregator berbasis AI pada WICO Korea Selatan

Anggota Dewan Sertifikasi Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), Fiantonius Sihotang, menyoroti, bahwa akuntan maupun auditor harus senantiasa ikut menyesuaikan dengan berbagai perubahan yang terjadi. Menurutnya hal ini dikarenakan standar akuntansi dan standar auditing itu juga berkembang sangat pesat.

“Ada perubahan pandangan bisnis, perubahan sistem manajemen, perkembangan teknologi, sampai kepada sistem informasi akuntansi itu sendiri yang memang selalu menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna,” sampainya.

Selain dua pembicara diatas, pembicara lain yang hadir di acara bertemakan ‘Artificial Intelligence dalam Merevolusi Tata Kelola dan Manajemen Risiko Entitas’ ini diantaranya Arissetyanto Nugroho (Ketua Yayasan Pengembangan Pendidikan Indonesia Jakarta, YPPIJ) Pingky Dezar Zulkarnain (Kepala Bagian Dukungan Pemeriksaan Manajemen Kinerja TI BPK RI), Muhammad Ghifary (Senior Vice President of Digital Banking Division, PT Bank Rakyat Indonesia), dan Mohamad Mahsun (Ketua Association of Public Sector Accounting Educators, APSAE), Budi Santoso (Director of Training Association of Certified Fraud Examiners , ACFE Indonesia Chapter), Intiyas Utami (Guru Besar Universitas Kristen Satya Wacana), dan Sriyadi (Managing Partner KAP Sriyadi Elly Sugeng & Rekan member of Kudos International)

BACA JUGA:  Kolaborasi Universitas Trilogi dan Kemenkop UKM Tingkatkan Kapasitas Starup

Ketua Pelaksana NCAFA ke -3, Novita, berharap dengan menghadirkan berbagai pembicara yang pakar serta relevan dengan tema konferensi ini bisa menjadi referensi untuk kita bersama menguatkan penyelenggaraan entitas yang anti-fraud.

“Peran akuntan menjadi lebih kompleks, yang salah satunya adalah harus mampu menganalisis data dalam jumlah yang sangat besar dan mungkin tidak terstruktur. Nah, dengan adanya forum ilmiah seperti ini, diharapkan menambah khasanah keilmuan kita bersama untuk menguatkan peran akuntan di tengah kemajuan teknologi seperti dengan hadirnya AI ini,” tutur dosen Akuntansi Universitas Trilogi ini.

Acara yang melibatkan Himpunan Mahasiswa Akuntansi Universitas Trilogi (HIMAKSI Trilogi) ini mendapat apresiasi langsung dari Presiden ACFE Indonesia Chapter periode 2022-2024, Hery Subowo. Beliau berharap kegiatan ini tidak hanya untuk meningkatkan pemahaman mengenai AI, termasuk juga harus mampu untuk penanganan fraud.

“Semoga dari kegiatan ini banyak memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang AI, terutama yang terkait dengan anti- fraud,” pungkasnya. (Rep)