SUARATERKINI, Tanjungpandan – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad TIto Karnavian, menekankan agar Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung dan Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk memperbaiki penginputan data terkait perkembangan jumlah kasus dan penanganan Covid-19.
Hal ini disampaikan Mendagri ketika kunjungannya ke Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Kamis (2/9) untuk memonitor langsung penanganan Covid-19 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Mendagri mengatakan, sebagai pembina dan pengawas terhadap jalannya pemerintahan di daerah, terutama dalam konteks penanganan pandemi, pihaknya menekankan agar petugas penginput yang memasukan data di Puskesmas, dapat melakukan cleansing (pembersihan) data setiap 21 hari sekali.
“Dikhawatirkan penginput di puskesmas memasukkan data-data lama, karena akan berbeda. Data yang kewat 21 hari harus dicleansing. Penyakit ini inkubasinya 14 hari, kalau lewat 21 hari kemungkinan hanya sembuh atau meninggal,” ujar Mendagri Tito.
Menurutnya, banyak kesalahan data perkembangan Covid-19, bukan hanya di Belitung dan Beltim, daerah lain juga mengalaminya. Input provinsi berasal dari input kab/kota, kemudian input kab/kota berasal dari faskes yang melakukan tes.
Menurutnya, Belitung dan Beltim saat ini masih di PPKM Level 3 padahal kasus sudah jauh menurun, terjadi karena kesalahan data.
“Laporkan real data (positif, isoter, BOR dll) pada minggu itu juga. Kalau data sudah betul, jika kasus menurun tidak akan tetap di ppkm level 4, pasti turun juga,” lanjutnya.
Pihaknya pun meminta agar tren penurunan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) dan tingkat kematian atau fatality rate yang disebabkan oleh Covid-19 belakangan ini dapat disikapi dengan langkah antisipatif. Pasalnya, kondisi tersebut sangat dinamis dan bergantung pada upaya masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan dan vaksinasi.
“Kita perlu untuk diskusi dalam rangka untuk membuat strategi, kemudian langkah operasional, taktik di lapangan yang lebih baik, supaya masyarakat maupun kita tidak cepat berpuas diri dan terlena dengan adanya indikator yang turun,” tuturnya. (wil)