SUARATERKINI, Jakarta – Memasuki Ramadhan ke-16, Masjid Cut Meutia Menteng, Jakarta Pusat, kembali menggelar Ngabuburit asik (Ngasik) bersama para tokoh dan public figure mengusung tema “Dari Masjid Membina Kerukunan Umat Beragama untuk NKRI.”
Pembicara Ngasik kali ini bersama tokoh atau mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr. TGB Muhammad Zainul Majdi, Lc, MA, dan Wakil Ketua Umum PPP Rusli Efendi. Kemeriahan acara Ngasik kali ini menghadirkan artis dan penyanyi Shinta Bachir dan di moderatori oleh TV Host Armalina.
Acara Ngasik dimulai usai shalat Ashar, atau pukul 16.00 WIB yang di buka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an surah Ali ‘Imran ayat 103 yang artinya: “Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.”
Wishnu Dewanto selaku Wakil Ketua Yayasan Masjid Cut Meutia dalam sambutannya mengatakan, masjid ini sudah 51 tahun berdiri atas jasa Jenderal Nasution, masjid ini sebagai barometer remaja masjid tertua di Jakarta. “Para remaja masjid ini terus melakukan modernisasi konsep berdakwah,” jelasnya.
Wishnu menambahkan, kalau kita refleksikan Soekarno, Hatta, Sultan Syahrir yang masih berusia muda sudah berkiprah untuk kemerdekaan. “Jadi apa yang dilakukan remaja masjid ini sebuah langkah dakwah yang mengusung konsep bernegara,” terangnya.
Pasukan dakwah di Masjid Cut Meutia selalu dimotori remaja masjid. “Saya berharap apa yang dilakukan ini dalam menyambut ramadhan dengan kegiatan yang luar biasa,” ujarnya.
Salah satunya dengan konsep moderenisasi untuk mendekati anak-anak muda, dengan mengadakan Ramadhan Jazz yang bertujuan sebagai media dakwah dengan konsep Art atau seni. Jadi, “Jangan ragu untuk aktif di masjid pasti nanti akan bermanfaat di kemudian hari,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Panita Ramadhan Masjid Cut Meutia, Winyono Iman Santoso menambahkan, animo masyarakat di kegiatan Ngasik ini cukup tinggi. Hal itu terlihat dari jumlah jamaah yang hadir dalam kegiatan yang sudah berjalan tiga kali.
“Dengan tema menjalin kerukunan antar umat beragama, kondisi ini harus tetap di jaga sampai kapanpun. Karena tidak bisa di pungkiri dari masjid kita bisa menjadi poros persatuan di bumi Indonesia yang kita cintai ini,” ujarnya.
Sementara itu Dr. TGB Muhammad Zainul Majdi, Lc, MA mantan Gubernur NTB mengatakan, Islam itu datangnya asing nanti di akhir zaman akan terasa asing maka beruntung jika taat menjaga nilai.
Apa nilai itu, tambah TGB, nilai itu adalah budaya damai yang dihadirkan Islam menjadi pembeda di saat itu dan menjadi pemersatu dalam Islam.
TGB mengatakan, saat itu yang populer adalah yang jago di medan tempur, maka datang Nabi Muhammad mengubah perspektif bahwa yang jagoan itu yang memberi kedamaian melalui budaya Islam.
Dari mana Nabi menyebarkan budaya itu? maka dia menegaskan dari Masjid. “Kami jadikan Masjidil Haram tempat orang kembali. Ketika mereka susah mendapatkan kedamaian di mana mana maka masjid menjadi tempat disebarkan budaya damai,” ungkapnya.
Dalam statment akhirnya, TGB mengajak remaja masjid untuk menghidupkan masjid dengan kegiatan positif. “Mari kita hidupkan dari Masjid Cut Meutia budaya damai yang dibawa Nabi Muhammad SAW,” jelasnya.
Sementara itu Wakil Ketua Umum PPP Rusli Efendi mengatakan Indonesia adalah negara besar setara 27 negara Eropa. Negara besar ini dihuni oleh muslim terbesar di dunia. Masjid terbanyak di dunia. “Bayangkan jika masjid ini berfungsi sebagai simbol peradaban,” ujarnya.
Rusli mengatakan, masjid saat ini berfungsi sebagai tempat halaqah, tarbiyah, hingga fungsi peradaban. Bahkan bisa sebagai pemberdayaan ekonomi dan siyasah.
“Sejatinya Islam itu membangun kerukunan dan persaudaraan dan ini dimulai dari masjid,” ujarnya.
Rusli berpesan kepada remaja masjid untuk tetap bangga menjadi pribadi yang belajar organisasi di masjid.
Shinta Bachir dalam kesempatannya mengungkapkan akan pengalaman dalam hidupnya di masjid, yaitu ketika ia ditinggalkan teman-temannya maka ia datang ke Masjid.
“Ketika saat saya ditinggalkan teman-teman maka saya menemukan teman baru di masjid,” jelasnya.
Shinta menambahkan, setelah datang ke masjid ia merasa menemukan kedamaian. “Saya masuk masjid, dan saya menemukan teman-teman lebih baik, padahal saat itu saya tidak mengenal mereka, serta di masjid saya merasa damai,” ungkapnya. (Rep/Her)