Mahasiswi Bioteknologi UEU Raih Penghargaan di Global Competition for Life Science

AdvertisementAds

SUARATERKINI, Jakarta, – Tim mahasiswa Bioteknologi Universitas Esa Unggul (UEU) yang terdiri dari Alfero Putra Iryanto, Kevin Febrianus Moda, Farah Zafirah Putri, Feren Stevany Wiranata dan Zindi An Umillah berhasil mendapatkan Medali penghargaan dalam ajang Global Competition for Life Science (Glocolis) pada kategori Bioinformatic yang diselenggarakan oleh Indonesia Young Scientist Association (IYSA). yang lebih membanggakan lagi di ajang ini terdapat 167 tim yang berasal dari 11 negara.

Rektor Universitas Esa Unggul, Dr.Ir. Arief Kusuma Among Praja, MBA, IPU., mengatakan bangga dan mengapresiasi para mahasiswa Prodi Bioteknologi yang telah meraih penghargaan di ajang tersebut, selain itu apresiasi juga diberikan kepada Prodi Bioteknologi UEU sebagai Prodi yang menaungi para mahasiswa tersebut.

“Saya bangga dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada 5 mahasiswa Bioteknologi UEU yang telah berjuang di kompetisi bergengsi Indonesia Young Scientist Association, semoga hasil ini dapat kembali ditingkatkan di sejumlah ajang bergengsi lainya baik skala nasional maupun internasional,” terang Arief Kusuma.

Alfero Putra Iryanto salah satu mahasiswa Biotek UEU menerangkan dalam ajang tersebut project timnya membahas terkait pengembangan ubi jalar tahan virus berbasis genome editing menggunakan pendekatan bioinformatika. Kevin pun menerangkan keunggulan dari riset project tim Biotek UEU ialah tiga bidang biologi molekuler sekaligus.

BACA JUGA:  Universitas Esa Unggul, Tuan Rumah Lokakarya UI GreenMetric LLDIKTI III 2022

“Sangat bersyukur kita mampu memberikan hasil yang maksimal di ajang tersebut, kalau dari analisis kita sih keunggulan project kita itu karena menerapkan 3 bidang biologi molekuler sekaligus (genomic, transcriptomic, proteomic), dan proses pembuatan project ini selama 3 bulanan,” terangnya.

Alfero meneruskan produk dan karya yang dibuatnya bertujuan untuk memprediksi keberadaan suatu gen sekaligus meng”edit” Supaya virus tidak aktif, kalau gen itu ibarat sinyal masuk buat virus, kalau dia tidak aktif si virus tidak bisa menginfeksi, hasilnya ubi jalar jadi tahan virus.

“Gampang nya di situ kita mau memprediksi keberadaan suatu gen sekaligua meng”edit” Supaya dia tidak aktif, kalau gen itu ibarat sinyal masuk buat virus, kalau dia ga aktif si virus ga bisa menginfeksi, hasilnya ubi jalar nya jadi tahan virus,” ucapnya.

Dirinya pun mengatakan Kendala dari penyelesaian project ini lebih kepada pengumpulan databes genome ubi jalar yang sangat langka di Indonesia, selain itu spesifikasi peralatan seperti laptop yang kurang mendukung karena tingkat analisis yang berat.

BACA JUGA:  LPPM Usahid Jakarta Gelar Sosialisasi Pencegahan Penyebaran Virus Corona

“Sulitnya itu pas kumpulin database kandidat gen sama menyiapkan data genome ubi jalar, penelitian nya masih sedikit apalagi di indonesia. Selain itu kita juga harus punya jaringan sama spec laptop yang mempuni karna analisisnya lumayan berat,” terangnya.

Kevin bersama teman-teman timnya memilih ubi jalar dijadikan penelitian Sebetulnya karena dari segi nutrisi ubi jalar di indonesia itu sangat bagus, dan ada tiga mahasiswa Biotek UEU yang meneliti kandungan senyawa di sejumlah daerah di Indonesia.

“karena dari segi nutrisi ubi jalar di indo itu bagus banget mas, ada 3 mahasiswa biotek yang neliti kandungan senyawa di ubi jalar dari belasan provinsi, ternyata tinggi antioksidan, antibakteri dan zat gizi lain, tapi ternyata data kementan produksi nya turun terus dari 2018 terutama di jawa barat dan jawa tengah, setelah di cek ternyata terserang virus,” ucapnya.

Dirinya berharap penelitian ini bisa dilanjutkan sampai tahap aplikasi ke bibit, untuk nantinya bisa uji kelayakan dan jadi bibit unggul komersil, sehingga harapan akhirnya produksi ubi jalar di Indonesia bisa meningkat dan membantu menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia untuk di konsumsi.

BACA JUGA:  Milenial Adalah Pemilih Cerdas untuk Perubahan

“mudah-mudahanpenelitian kami ini dapat berdampak kepada masyarakat dan tim kami mampu menghasilkan karya-karya berupa penelitian yang dapat membanggakan Universitas Esa Unggul, dan di bulan November nanti kita diundang untuk ikut di salah satu event international, semoga hasilnya maksimal,” tutupnya.

Program studi Bioteknologi Universitas Esa Unggul adalah Program Studi Bioteknologi pada jenjang pembelajaran sarjana (strata 1/S1) yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan sampai tahap sarjana Bioteknologi, dengan gelar lulusan S.Si.

Sebagai tambahan, Program Studi Bioteknologi Universitas Esa Unggul memiliki keunggulan dan karakteristik Bioteknologi Kesehatan dan Pangan yang berbasis Bioechonomics dan Biotechpreneurship dengan mengaplikasikan Bioengineering, Nanoteknologi, dan Bioinformatika. Dengan memadukan biotechpreneurship dan Bioengeering dari sumber daya alam hayati Indonesia sehingga dihasilkan produk unggulan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Indonesia. (Rep)