Leadership Outlook 2020: Melihat Sosok Pemimpin Millennial

AdvertisementAds

Suaraterkini,Jakarta,- Indonesia sedang dalam proses memasuki bonus demografi di 2025–2030. Jumlah penduduk Indonesia di proyeksikan terus meningkat dari 238,5 juta pada 2010 akan menjadi 305,6 juta jiwa pada 2035. Besarnya jumlah peningkatan penduduk ini berpotensi mendatangkan bonus demografi bagi bangsa ini. Bonus demografi membuat penduduk usia produktif yang berpotensi menggerakkan ekonomi Indonesia untuk menjadi semakin banyak. Diperkirakan pada 2045, pemuda yang dalam usia produktif saat ini akan menjadi generasi emas. Mereka inilah yang saat ini dipersiapkan untuk menggerakkan perekonomian Indonesia kelak di masa depan. Jika disiapkan dan dikawal dengan baik, maka bonus demografi dapat mengakselerasi hadirnya millennial Indonesia mandiri yang berkualitas tinggi.

Saat ini tengah terjadi pergeseran dalam gaya kepemimpinan seiring dengan perkembangan teknologi yang mengubah pola kehidupan manusia di seluruh belahan dunia. Tidak ada batas minimum bagi pemuda mendapat amanah besar di kursi pengambil kebijakan dan bahkan pada level strategis di dalam pemerintahan. Generasi millennial yang berpotensi, perlahan sudah harus diberikan kesempatan dalam ruang formal untuk mengambil peran sebagai ‘policy maker’. Hal inilah yang mendasari KAHMI Institute yang di bentuk untuk mempercepat pemerataan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau serta mendukung anak muda Indonesia untuk mengawal dan memantau kinerja pemimpin di Indonesia menggelar ajang bergengsi ‘Leadership Outlook 2020’ dengan mengambil tema ’Potret Kinerja Pemimpin Potensial’ yang berlangsung pada hari ini di Hotel Double Tree by Hilton Jakarta.

Kepemimpinan yang memberi ruang kepada generasi millenial adalah merupakan jawaban atas tantangan yang di hadapi para pimpinan saat ini. Tantangan tersebut pada hakikatnya sudah sangat sering menjadi bahan perbincangan bahkan telah menjadi isu penting bagi kelangsungan hidup sebuah pemerintahan. Oleh sebab itu di perlukan pendekatan khusus dan berbeda untuk memimpin dan memberdayakan anggota tim di era milenial ini, salah satunya yang terjadi saat ini pada pemerintahan Jokowi – Ma’ruf Amin berkeinginan untuk mengisi kabinetnya dengan anak-anak muda serta memilih para generasi muda atau millennial yang membantu berkontribusi di pemerintahannya dalam membangun negara Indonesia lebih maju. Potret kepemimpinan transformatif menjadi tipe pilihan ideal dan semakin dekat dengan yang di harapkan masyarakat. Gaya kepemimpinan terbuka, dinamis dan komunikatif menjadi ciri yang menarik pemimpin millennial.

BACA JUGA:  Jelang Pembelajaran Tatap Muka, Atalia Ridwan Kamil Tinjau Vaksinasi Pelajar di Indramayu

Dari sejumlah sosok pemimpin millenial yang masuk dalam pemerintahan, yang sudah terbukti kinerjanya, salah satunya adalah sosok Emil Dardak, yang belum lama mendapatkan kepercayaan masyarakat menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur untuk periode tahun 2019 – 2024 dan tercatat sebagai Wakil Gubernur yang termuda di Indonesia. Hal ini serta merta mengukir jejak mengagumkan yang di milikinya menjadi pemimpin di pemerintahan pada usia muda. Namun ternyata, jabatan penting di pemerintahan bukan merupakan pencapaian instan, karena sebelumnya Emil Dardak, juga telah menjabat menjadi Bupati Trenggalek untuk periode 2016 – 2019, sehingga terpilihnya ia menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur semakin mengokohkan citra dan kinerja dirinya yang mumpuni.

Dengan pencapaiannya tersebut, maka tak salah bila Emil Dardak di hadirkan pada ajang ‘Leadership Outlook 2020’ yang di prakarsai KAHMI Institute menjadi salah satu narasumber yang di harapkan dapat menginspirasi generasi millenial khususnya para peserta untuk mencontoh tauladan dari seorang Emil Dardak.

Emil yang kelahiran tahun 1984 ini, telah berhasil membuktikan dan memiliki kinerja kepemimpinan yang baik di usia muda. Dalam Pilgub Jatim 2018 lalu, Emil Dardak yang mendampingi Khofifah Indar Prawansa berhasil mendapat suara terbanyak dengan perolehan 10.465.218 suara atau 53,55 persen, mengalahkan pasangan Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Sukarno yang meraih 9.076.014 suara atau 46,45 persen. Bagi Emil, terpilih menjadi orang nomor dua di Jawa Timur merupakan lonjakan karir politik yang sangat berarti setelah pada 2015 ia memenangkan Pilkada Trenggalek. Meskipun masih berusia muda, namun pendidikan, karir dan pengalaman Emil membuktikan bahwa warga Jawa Timur tidak salah memilihnya.

BACA JUGA:  Bupati Belitung Maknai HUT RI ke 76 sebagai Momentum Bangkit Melawan Pandemi

“Berjuang di pemerintahan memang membutuhkan keseriusan, ketekunan dan kerja keras agar dapat mensejahterahkan masyarakat. Saya beruntung mendapatkan kepercayaan masyarakat Jawa Timur untuk secara bersama mencoba membenahi Jawa Timur akan menjadi propinsi yang nyaman dan lebih baik bagi warganya. Dengan spirit kepemudaan yang saya miliki yang kerap haus akan inovasi dan kreativitas, maka dalam menjalankan amanah ini, saya akan berusaha untuk berinovasi dan berkreasi di segala bidang, agar pemenuhan kebutuhan warga Jawa Timur dapat cepat tercapai”, jelas Emil Dardak.

Sementara itu, KAHMI Institute sendiri merupakan lembaga kajian yang memotret kepemimpinan nasional di berbagai bidang dan memiliki misi dan visi untuk mempercepat pemerataan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau di Indonesia. Penggagas KAHMI Institute, Kamrussamad yang juga menjadi Anggota DPR-RI terpilih perode 2019-2024 merasa antusias atas penyelenggaraan ajang bergengsi ‘Leadership Outlook 2020’ yang bertujuan untuk menyoroti kinerja dan memberikan penghargaan bagi para pemimpin Tanah Air yang secara nyata terbukti memajukan masyarakatnya. Seperti yang di utarakannya, “Kami sangat antusias dan bangga dapat menghadirkan para pemimpin bangsa yang mumpuni di ajang ‘Leadership Outlook 2020’ ini. Sebagai penggagas KAHMI Institute, bersama dengan narasumber kompeten lain, kami akan menyoroti dan menkritisi kinerja dari pemimpin di era millenial ini, dengan tujuan untuk memberikan masukan positif agar ke depannya dapat menjadi pemimpin yang amanah dan berbuat lebih banyak bagi bangsa ini. Masa depan bangsa ada di pundak mereka, untuk itulah seorang pemimpin harus terbuka terhadap segala masukan yang di sampaikan oleh para stake holder”.

BACA JUGA:  Ridwan Kamil Minta PMI Jabar Aplikasikan Telemedicine

Lanjutnya, ”Potret pemimpin potensial membutuhkan kinerjanya yang baik dengan merencanakan dan mengorganisasikan sumber daya yang ada untuk mencapai kinerja yang optimal. Keberhasilan kepemimpinan di pengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang di terapkan. Menjadi seorang pemimpin yang baik pada generasi masyarakat millennial saat ini dan ke depannya menjadi satu tantangan yang kritis. Seiring perkembangan jaman, banyak pemimpin muncul akibat tuntunan dan kondisi lingkungan. Pada era generasi millennial, pemerintahan yang efektif akan terwujud apabila para pemimpin dapat memenuhi kualifikasi-kualifikasi sebagai pemimpin yang kredibel, mempunyai kemampuan, intelektual dan visi yang jauh ke depan. Namun pemimpin yang baik juga harus memiliki integritas, kejujuran dan kesetiaan pada kepentingan rakyat”.

Ditambahkannya, ”Pemerintah saat ini telah mempersiapkan generasi muda sebagai pemimpin masa depan, salah satunya dengan memberi ruang kepada anak muda di pemerintahan. Potensi anak muda memang harus di perhitungkan karena kaum milenial memiliki idealisme dan apabila diberikan kesempatan maka mereka akan dapat membuktikan kemampuan yang di milikinya. Harapannya semoga para pemimpin pemerintah dapat membangun bangsa Indonesia dengan memiliki fondasi utama yaitu kemandirian dan entrepreneurship. Jadi para millennial harus bisa mengikuti perkembangan teknologi dan globalisasi dunia,” tutup Kamrussamad.

Sebagai informasi, ajang ‘Leadership Outlook 2020’ menghadirkan narasumber yang kompeten yaitu Prof. Anthony Budiawan, Pakar Ekonomi; Prof. Hermawan Kartajaya, Pakar Leadership; Ray Rangkuti, Pengamat Demokrasi dan Kamrussamad, Founder KAHMIPreneur, Penggagas KAHMI Institute dan Anggota DPR-RI periode 2019-2024, yang akan mengulik kinerja para pemimpin bangsa.