Kunjungi Suak Parak Mangrove, Gubernur Babel Dukung Pelestarian Hutan Bakau

AdvertisementAds

SUARATERKINI, Tanjungpandan – Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan mengunjungi taman bakau Suak Parak Mangrove yang berada di desa Air Saga, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung pada Jumat (23/4).

“Taman Suak Parak Mangrove ini salah satu taman bakau yang ada di tengah kota Tanjungpandan. Mangrove ini harus dilestarikan karena merupakan bagian dari geopark Belitung yang sudah diresmikan sebagai Unesco Global Geopark (UGG),” ujar Erzaldi.

Menurutnya, pihaknya akan membantu untuk menanam tanaman bakau di area seluas 50 hektar di sekitar pantai yang sempat direklamasi dan menjadi polemik. Diharapkan setelah hari raya Idul FItri 1442 Hijriah pelaksanaannya segera dapat berlangsung.

“Penanaman bakau akan dilakukan dengan total 100 hektare, nanti dimulai 50 hektar dulu. Mudah-mudahan setelah lebaran bisa segera terlaksana,” tambah Erzaldi.

Sesuai dengan RPJMD Babel yang sudah dituangkan dalam Perda no 9 tahun 2017, provinsi mencantumkan program pelestarian geopark, seperti pelatihan SDM masyarakat di sekitarnya dengna melatih manajemen masyarakat untuk melestarikan geopark.

BACA JUGA:  Percepat Penanganan Pandemi Covid-19, Belitung akan Bentuk Empat Satgas

“Unesco menggerakkan komunitas, bukan pemerintah. Karena pemerintah sifatnya hanya dukungan anggaran. Tapi yang kita bangun adalah masyarakatnya, latih manajemennya,” katanya.

Ia menambahkan, Pemprov akan membantu melancarkan pengajuan-pengajuan bantuan yang proposalnya saat ini sudah diajukan oleh komunitas suak parak mangrove.

Sementara itu, Ketua Komunitas Pengelola Suak Parak Mangrove, Herman mengatakan Suak Parak Mangrove memiliki luas 59 hektare. Selama 8 bulan terakhir suak parak dikelola komunitas secara swadaya.

“Komunitas sudah mengajukan proposal kepada dinas-dinas terkait untuk meminta dukungan, seperti perahu mesin ke dinas kelautan dan perikanan, juga bantuan lain ke dinas pariwisata dan dinas lain,” ujar pengelola taman bakau yang sudah menyediakan tracking susur sungai sepanjang 213 meter tersebut.

Ke depan, komunitas ingin menanam pohon bakau seluas 50 hektar di sekitar pantai yang direklamasi di Air Saga.

“Penanaman bakau akan mengembalikan habitat ikan yang sempat hancur karena reklamasi,” tambah Herman. (wil)