Konferensi Ilmiah Kesehatan Jiwa Indonesia 2024

Konferensi Ilmiah
AdvertisementAds

SUARATERKINI, Depok – Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa, bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, menggelar Konferensi Ilmiah Tahunan Kesehatan Jiwa Indonesia yang pertama.

Dengan tema “Saatnya Bicara Kesehatan Jiwa,” acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya kesehatan mental di era media baru dan budaya populer yang semakin berkembang.

Konferensi ini menghadirkan sejumlah pembicara terkemuka di bidang kesehatan mental dan budaya, di antaranya Prof. Dr. Dr. Nila F. Moeloek, SPM(K), mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dan Ketua Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa; Garin Nugroho, budayawan dan pekerja seni; Prof. Bagus Takwin, Dekan Fakultas Psikologi UI; dan Prof. Dewi Soemarko, Ketua Prodi Kedokteran Kerja Fakultas Kedokteran UI.

Prof. Dr. Nila Moeloek menekankan pentingnya kolaborasi dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental. “Kesehatan jiwa adalah fondasi dari kualitas hidup bangsa. Kita harus berkolaborasi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental dan menghapus stigma yang masih ada di masyarakat,” ujarnya, Selasa (9/7/2024) di Auditorium Mochtar Riady Social and Political Research Center, Universitas Indonesia.

BACA JUGA:  Tingkatkan Pelayanan Digital Banking di Masa Pandemi, Bank Sumsel Babel Gelar Rakernas

Sementara itu, Garin Nugroho menyoroti dampak budaya populer di era media baru terhadap kesehatan mental. “Indonesia maju tidak akan terwujud tanpa peta perspektif kesehatan jiwa yang baik. Kita perlu mengelola pendidikan warga negara dengan perspektif kesehatan jiwa yang tangguh, kritis, dan produktif,” katanya.

Konferensi ini juga mengangkat isu penting terkait stigma negatif terhadap kesehatan mental. Menurut data, pada tahun 2019, sekitar 703.000 kematian akibat bunuh diri terjadi di seluruh dunia.

Di Indonesia, 60 persen dari mereka yang bunuh diri tidak mencari bantuan profesional sebelumnya. Stigma negatif terhadap orang dengan masalah kesehatan mental menjadi penghalang utama dalam mencari bantuan.

Untuk mengatasi masalah ini, Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa menginisiasi kampanye #BreakingStigma. Kampanye ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan isu stigma melalui wawancara, sesi konseling gratis, dan talkshow seputar stigma kesehatan mental.

Selain itu, layanan konseling, telemedicine, dan telepsikologi juga terus dikembangkan untuk meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan jiwa di seluruh Indonesia.

Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto, Guru Besar Antropologi FISIP UI, menyatakan, “Masalah kesehatan jiwa bukan hanya dari dalam diri, tetapi juga masalah sosial. Masalah kesehatan jiwa akan timbul karena adanya intervensi sosial. Untuk menyelesaikan masalah kesehatan jiwa perlu pendekatan holistik dari semua bidang.”

BACA JUGA:  Karyawan dan Pelanggan XL Axiata Danai Pembangunan Jembatan Desa di Lebak

Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa mengajak seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental.

Mari bersama-sama menghapus stigma, meningkatkan akses layanan kesehatan jiwa, dan membangun masyarakat yang inklusif dan peduli terhadap kesehatan mental.

Dengan berbagai inisiatif dan solusi yang dipaparkan dalam konferensi ini, diharapkan masyarakat Indonesia semakin sadar dan peduli terhadap pentingnya kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari.