Kemenkes Apresiasi Penanganan Oksigen di Jabar

AdvertisementAds

SUARATERKINI, Bandung – Plt. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kartini Rustandi mengapresiasi tata kelola dan manajemen Posko Oksigen Jabar (Poskibar) dalam mendistribusikan dan memenuhi kebutuhan oksigen untuk penanganan COVID-19.

Apresiasi tersebut disampaikan Kartini saat menghadiri acara TEPAS (Temu Pimpinan untuk Aspirasi Masyarakat) Vol.9 mengenai OMAT (Oksigen untuk Masyarakat Jawa Barat) via konferensi video, Juma (20/8/2021).

“Yang ingin saya sampaikan adalah memberikan apresiasi kepada Jawa Barat, khususnya tim yang tergabung dalam Posko Oksigen Jawa Barat, Poskibar, karena sudah menjadi contoh dan bagi seluruh provinsi. Karena ini yang pertama menyelesaikan bagaimana tata kelola, manajemen, dan penyediaan distribusi dari oksigen,” ucapnya.

“Awalnya kita kelihatan kalang kabut untuk mendistribusikan. Rumah sakit banyak kekurangan. Ternyata, dengan manajemen dan tata kelola yang baik, ke sini sudah bisa menjadi contoh dan teladan,” imbuhnya.

Pemda Provinsi Jabar sendiri menghadirkan Poskibar untuk menghitung kebutuhan oksigen, mencari sumber oksigen, dan mengelola penyaluran bantuan kebutuhan oksigen di Jabar. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen, Poskibar berkunjung ke produsen-produsen oksigen di luar Pulau Jawa.

BACA JUGA:  Yandex bersama UGM Gelar Kampanye Pertama Kecerdasan Buatan

Selain itu, Poskibar juga memastikan data pasokan dan kebutuhan oksigen di kabupaten/kota. Tidak hanya melakukan pendataan kebutuhan oksigen untuk rumah sakit, namun juga perkiraan kebutuhan untuk pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri (isoman).

Menurut Kartini, apa yang dilakukan Poskibar untuk memenuhi kebutuhan oksigen sangat baik. Termasuk kolaborasi Poskibar dengan banyak pihak untuk memenuhi kebutuhan oksigen di Jabar.

“Upaya yang dilakukan untuk mencari oksigen sampai di luar Jawa ini memang hebat. Saat ini, bahkan mendapatkan donatur yang begitu banyak. Apresiasi kami juga, di tengah-tengah kesulitan, Jawa Barat juga bisa memberikan dukungan kepada kabupaten provinsi lain,” tuturnya.

“Kami juga mengapresiasi bagaimana tim oksigen ini menyiapkan terkait dengan OMAT. Jadi, bagaimana menyiapkan oksigen bagi masyarakat. Artinya bukan di rumah sakit saja yang dipikirkan, tapi juga untuk masyarakat yang ada di isoter maupun di rumah,” imbuhnya.

Transaksi Oksigen di Tengah Hutan

MANFAAT Omat juga dirasakan Bupati Banyumas Achmad Husein. Menurutnya, ketika itu Banyumas sudah dalam posisi enam jam kehabisan oksigen sehinga ia harus mencari sampai ke bengkel- bengkel dan peternakan ayam.

BACA JUGA:  Diwa Center Bersama UKM Indonesia Bagikan 1000 Makanan Pada Muktamar Muhammadiyah

“Saya telepon sana- sini tidak dapat juga, akhirnya saya telepon Kang Emil minta oksigen karena kayaknya Jabar punya banyak. Sore saya telepon, malamnya oksigen sampai ke Banyumas. Kerjanya cepat sekali,” kata Achmad.

“Saya ucapkan terima kasih,” imbuhnya.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menceritakan pengalaman ketika membantu Banyumas dari krisis oksigen kala itu. Begitu menerima telepon dari Bupati Acmad, Gubernur langsung menginstruksikan timnya untuk mengirim oksigen ke Banyumas. Agar oksigen cepat sampai ke masyarakat, tim gubernur dan tim bupati memutuskan bertemu di tengah hutan pukul tiga dini hari.

“Itulah drama oksigen yang bisa diceritakan. Betapa untuk menyelamatkan nyawa kita harus transaksi di tengah hutan jam tiga pagi. Pada saat memindahkan oksigen ke kendaraan, sopir harus cedera karena tangannya tergilas tabung. Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada Pak sopir,” kata Ridwan Kamil.

Selain ke Banyumas, Pemda Provinsi Jabar juga membantu oksigen ke Sumatera, Yogyakarta, Bali, dan Kalimantan Tengah. “Di mana ada keleluasaan kita bantu. Karena COVID-19 itu tidak punya KTP, nyeberang tanpa kulonuwun. Jadi ini soal kemanusiaan,” kata Ridwan Kamil. (ADV)