SUARATERKINI, Jakarta – Pemerintah berkeinginan agar Indonesia menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kelima pada tahun 2045. Salah satu upayanya adalah dengan menyiapkan peta jalan transformasi bernama Making Indonesia 4.0 yang juga menjadi tema utama Indonesia di Hannover Messe 2023.
Seirama dengan peta jalan tersebut, pemerintah terus mengakselerasi peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), salah satunya melalui pendidikan vokasi. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, mengatakan sebagai tumpuan untuk meningkatkan kualitas SDM, pendidikan vokasi dituntut terus bertransformasi demi menciptakan layanan yang berkualitas dan unggul.
“Keunggulan tersebut tidak hanya di level nasional, tetapi juga harus bisa di tataran global,” ujar Kiki, di Hannover, Jerman, Kamis, (20/4).
Gelaran Hannover Messe 2023 menjadi batu loncatan bagi Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi, sebab untuk pertama kalinya bisa hadir langsung di pameran ini. Tema dan isu-isu yang muncul di Hannover Messe dianggap relevan dengan semangat transformasi pendidikan vokasi di bawah flagship Merdeka Belajar, yakni inovasi, kolaborasi, dan kecepatan dalam merespons perkembangan teknologi.
Kiki mengatakan bahwa selain menjadi ajang showcase berbagai praktik baik transformasi pendidikan vokasi di Indonesia melalui produk-produk inovasi yang tampil, Hannover Messe sekaligus menjadi momentum untuk mengakselerasikan transformasi pendidikan vokasi.
“Inilah masanya pendidikan dan industri melakukan transformasi, baik melalui riset maupun kolaborasi,” ujarnya.
Oleh karena itu, Kiki berharap para peserta pameran bisa memanfaatkan kesempatan di Hannover Messe untuk melihat berbagai perkembangan teknologi terkini yang relevan dengan bidangnya masing-masing.
“Tidak perlu takut teknologi akan menghapus peran manusia atau peluang kerja. Semakin banyak teknologi, semakin banyak peluang kerja. Teknologi tidak bisa mengurus dirinya sendiri,” kata Kiki.
Demi menyiapkan SDM unggul di era industri 4.0, satuan pendidikan yang hadir di Hannover Messe juga didorong untuk mengembangkan jaringan global. Utamanya dalam rangka mengakselerasi transformasi pendidikan vokasi agar lebih fokus ke siswa dan terbuka dengan kolaborasi berbagai stakeholder.
“Membangun jejaring internasional ini tidak mungkin didapat kalau kita diam saja di tempat. Jadi, manfaatkan kesempatan ini membangun jejaring kolaborasi untuk mengakselerasi pendidikan vokasi kita,” ujar Kiki.
Menurut Kiki, setidaknya ada beberapa ukuran keberhasilan dari keikutsertaan Kemendikbudristek dalam Hannover Messe 2023, yaitu eksposur internasional satuan pendidikan vokasi, umpan balik dari industri, penyerapan perkembangan terkini teknologi industri, serta jejaring kerja sama industri internasional.
“Untuk eksposur internasional tercermin dari interaksi 3 siswa SMK RUS Kudus yang sangat bagus. Dari interaksi tersebut, umpan balik maupun apresiasi yang diperoleh dari para pengunjung juga sangat baik,” katanya.
Menurut Kiki, para siswa tersebut terlihat sangat percaya diri dalam mendemonstrasikan pembuatan animasi kepada para pengunjung paviliun. Penjelasan dalam Bahasa Inggris dapat dilakukan dengan lancar karena interaksi tersebut telah menjadi kebiasaan dalam proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan di sekolah.
Masih dalam rangkaian Hannover Messe, Kiki juga hadir pada semi konferensi dan menyampaikan materi tentang Education Sector Support in Preparing Competent Human Resources to Embrace the Industrial Era 4.0: Focus on TVET and Emancipated Learning Policy in Indonesia pada pada 20 April 2023. (Rep/Her)