SUARATERKINI, Cianjur – Perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) internasional Procter & Gamble (P&G) Indonesia bersama Save the Children Indonesia kembali mengajak orang tua, pengasuh, guru dan masyarakat luas untuk bergerak melawan kekerasan dan perkawinan anak melalui pendekatan sosio-ekologis dalam program #WeSeeEqual, yang saat ini sedang berlangsung di fase ketiga.
Saranathan Ramaswamy selaku Presiden Direktur P&G Indonesia menyatakan, “Setiap anak, terlepas dari siapa mereka, apa latar belakang mereka dan dimana mereka tinggal, berhak mendapatkan akses kehidupan dan pendidikan yang aman, adil dan berkualitas untuk meraih cita-cita mereka.
Ini lah yang menjadi semangat utama P&G Indonesia dalam menjalankan program ‘We See Equal’ sejak 2018 hingga saat ini, untuk hadir dan bergerak demi anak-anak Indonesia khususnya para generasi penerus di Cianjur,” ungkapnya di Cianjur belum lama ini.
Berjalannya program ‘We See Equal’ fase ketiga ini sejalan dengan semangat Hari Anak Nasional tahun ini, dimana kami bersama Save the Children Indonesia berharap dapat mewujudkan lingkungan yang aman untuk anak dan membangun kepedulian dan kesadaran orang tua, pengasuh, guru dan masyarakat dalam memenuhi hak anak, sejalan dengan visi Indonesia dalam menuju generasi emas 2045, tanpa kekerasan dan perkawinan anak.
Inilah wujud nyata dari misi perusahaan kami sebagai Force for Good dan Force for Growth bagi komunitas sekitar,” tegas dia.
Seperti yang kita ketahui, ketidaksetaraan gender seringkali menjadi penyebab dari berbagai macam permasalahan di masyarakat, khususnya anak, salah satunya adalah kurangnya akses pendidikan yang setara dan berkualitas, yang kemudian membuat generasi muda rentan terhadap kekerasan dan perkawinan anak,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Save the Children Indonesia, Selina Patta Sumbung mengatakan, “Kami berkomitmen untuk berupaya mengakhiri segala bentuk kekerasan, diskriminasi dan perkawinan anak dengan menguatkan kerja kolaborasi yang kami lakukan bersama P&G melalui program ‘We See Equal’.
Program ini dilakukan secara komprehensif mulai dari menjangkau komunitas tingkat keluarga, sekolah, dan desa, untuk lebih peduli dan sadar terhadap bentuk-bentuk kekerasan pada anak dan lebih berani menjadi pelopor serta pelapor dalam memperjuangkan hak anak.
Ini berharap angka kasus kekerasan berbasis gender di Cianjur dapat tertekan melalui program ‘We See Equal’ yang memasuki fase ketiga sejak bulan Mei 2022 dan akan berlangsung sampai tahun 2024.
Pada fase ketiga, program ini memasuki tahapan sosio-ekologis, dimana ‘We See Equal’ tidak hanya fokus di lingkungan sekolah dengan anak, guru, dan orang tua, tetapi juga menjalin kerjasama dengan masyarakat luas di luar lingkungan sekolah untuk memperkuat faktor pendukung perlindungan dan perkembangan anak.
Dengan menggunakan pendekatan CHOICES (partisipasi anak yang bermakna), VOICES (keterlibatan aktif orang tua), dan PROMISEIS (komitmen masyarakat untuk turut memperkuat faktor pendukung perlindungan dan perkembangan anak).(red/her)