SUARATERKINI, Jakarta – PH APCM Production bekerja sama dengan Asosiasi Pemerintahan Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (Aspeksindo) untuk mengangkat pariwisata Papua Barat, khususnya daerah Kaimana, melalui film terbaru mereka yang berjudul “7ujuh Senja”.
Pada sesi press conference yang diadakan di kantor Aspeksindo, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (11/7/2024), Executive Producer film ini, Andy Fajar Asti, menyebut film ini diharapkan dapat meningkatkan pariwisata di Kaimana.
“Jadi, kami berharap film ini menjadi jaminan bahwa Kaimana hari ini sedang baik-baik saja. Tentunya kami juga ingin mengangkat keindahan di Kaimana ke dunia internasional,” ucapnya.
Lebih lanjut, Andy Fajar Asti menjelaskan bahwa proses pembuatan film ini tidak hanya melibatkan aktor dari Jakarta, tetapi juga pemain asli Kaimana.
“Kami melibatkan sejumlah pihak dalam pembuatan film ini, termasuk warga Kaimana itu sendiri.
Pemerintah lokal juga mendukung pembuatan film ini, terutama karena belum pernah ada production house (PH) yang menggarap Kaimana sebagai lokasi syuting,” tambahnya.
Sementara itu, Anwar Sany, sutradara film ini, menjelaskan bahwa judul “7ujuh Senja” dipilih karena tokoh utama dari film ini berada di Kaimana selama tujuh kali senja.
“Judul ‘7ujuh Senja’ dipilih karena tanggal 7 adalah hari meninggalnya ayah dari karakter utama yang tinggal di Kaimana.
Karakter utama ini harus menyelesaikan tugas membuat lagu dalam 7 hari dan melewati 7 kali senja di Kaimana,” jelas Anwar Sany, yang memiliki pengalaman lebih dari 17 tahun di bidang kreatif.
Anwar memulai debut penyutradaraannya pada tahun 2018 dengan proyek iklan TV dan digital, serta film pendek yang sukses di berbagai festival.
“Ini adalah film layar lebar pertama saya, dan saya didukung oleh Adinda Thomas, Rendy Herpy, Riza Syah, Julian Kambu, Naura Hakim, Ian Williams, dan lainnya. Kami akan mulai syuting pada 27 Juli 2024,” tambah Anwar dengan penuh semangat.
Adinda Thomas, pemeran utama yang memainkan karakter bernama Sandhya, mengungkapkan antusiasmenya tentang proyek ini.
“Saya suka ceritanya! Diksinya sangat indah. Saya baru tahu bahwa Kaimana memiliki pesona senja yang romantis, tidak kalah indahnya dari Raja Ampat,” ujar Adinda dengan senyum lebar.
“7ujuh Senja” menceritakan perjalanan Sandhya, seorang penulis lagu muda berdarah campuran Papua-Bandung, yang menghadapi writer’s block dan kehilangan inspirasi.
Ketika menerima kabar kematian ayahnya di Kaimana, Papua Barat, Sandhya pergi ke sana dan menemukan rumah ayahnya penuh dengan kenangan dan jurnal yang mengungkapkan rasa bangga sang ayah.
Di Kaimana, dengan dukungan sepupunya Kak Abbi dan adiknya Mimi, serta bantuan seorang pemuda lokal bernama Kainoa, Sandhya mulai menjelajahi keindahan alam dan budaya setempat. Melalui perjalanan ini, dia menemukan kembali inspirasinya dan makna hidup yang hilang.
Film ini menggambarkan bagaimana Sandhya melewati tujuh senja yang indah di Kaimana, menemukan jati dirinya, dan mengatasi tantangan dalam hidupnya, termasuk tekanan dari industri musik dan konflik pribadi.
“7ujuh Senja” adalah cerita tentang pencarian diri, keindahan budaya, dan pentingnya dukungan keluarga dan persahabatan.