CI-BEST : Kampung Qu’ran Tingkatkan Ekonomi dan Spiritual Masyarakat

AdvertisementAds

Suaraterkini, Jakarta,- Untuk mengukur Sewindu keberadaan Kampung Qur’an terhadap masyarakat yaitu Program Pembibitan Penghafal Al-Qur’an (PPPA) Daarul Qur’an bekerja sama dengan Pusat Studi Bisnis dan Ekonomi Syariah (CI-BEST) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di bawah naungan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mengkaji manfaat dari keberadaan program ini.

Penelitian ini dilakukan pada 2019 selama tiga bulan, dan bertujuan untuk melihat sejauh mana respon kepuasan masyarakat lokal mengenai program rekayasa sosial dengan konsep Kampung Qur’an ini. Sementara itu, hanya empat sampel penelitian yang diambil, yaitu Kampung Qur’an OeUe, Kampung Qur’an Bobanehena, Kampung Qur’an Rukem, dan Kampung Qur’an Dasan Lekong.

“Yang pertama sesuai dengan tujuan kita adalah untuk mendapatkan potret program Kampung Qur’an di beberapa sampel wilayah di OeUe, Jailolo, Lombok, dan Rukem. Kami melihat pelaksanaan program dari persepsi para penerima manfaat mulai dari fase tanggap darurat awal, fase pemulihan, hingga pemberdayaannya. Ternyata memang apa yang dilakukan ini boleh dikatakan angkat jempol ya, bagus, sangat baik, walaupun ada beberapa catatan perbaikan,” ujar Kepala CI-BEST Lukman Mohammad Baga.

Meski masih memiliki beberapa catatan dan ada proses penyempurnaan terhadap laporannya, Lukman mengaku takjub program ini mendapatkan apresiasi sangat baik dari masyarakat sekitarnya. Penilaian sangat baik ini dilihat dari kecepatan pemberian bantuan, kecukupan bantuan yang diberikan, ketepatan pemberian bantuan kepada sasaran, keterampilan petugas, dan sikap petugas.

BACA JUGA:  Kampanye HPSN, Amatil Indonesia Ajak Masyarakat Berperan Aktif Kelola Sampah

“Apresiasinya sangat baik karena program Kampung Qur’an PPPA Daarul Qur’an ini berkelanjutan pascabencana, ada program pembinaan, pendampingan, segala macam, sehingga orang bisa menilai bahwa ini jauh lebih baik,” lanjutnya.

Kampung Qur’an sendiri merupakan program dakwah Al Qur’an berbasis kawasan, lingkungan, dan komunitas yang berada di wilayah marginal, terpencil, minoritas, bekas terdampak bencana, dan jauh dari akses peradaban. Bergulir sejak 2011, program ini telah melahirkan 11 Kampung Qur’an yang tersebar di Nusantara.

Kampung Qur’an pertama yang berdiri adalah Kampung Qur’an Merapi. Kampung Qur’an Merapi berdiri sebagai bentuk bantuan pemulihan pascabencana setelah erupsi dahsyat Gunung Merapi pada akhir 2010, yang telah melenyapkan beberapa perkampungan di kakinya, dan menewaskan Mbah Maridjan.

Lalu disusul 10 Kampung Qur’an lainnya, yaitu Kampung Qur’an Oe Ue di NTT, Kampung Qur’an Rukem di Purworejo, Kampung Qur’an Bromo di Jawa Timur, Kampung Qur’an Jailolo di Halmahera Barat, Kampung Qur’an Melempo di Lombok Timur, Kampung Qur’an Dasan Lekong di Lombok Utara, Kampung Qur’an Lembanna di Sulawesi Selatan, Kampung Qur’an Sipelot di Malang, Kampung Qur’an Sadaunta di Sulawesi Tengah, dan Kampung Qur’an Sebatik di Nunukan, Kalimantan Utara.

BACA JUGA:  Tekan Lonjakan Harga Beras, NFA bersama Bulog Pastikan SPHP Beras Aman

Direktur Utama PPPA Daarul Qur’an Abdul Ghofur menyambut positif hasil penelitian ini. Menurutnya, hasil penelitian ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab PPPA Daarul Qur’an terhadap publik, khususnya para donaturnya. “Alhamdulillah, hasil penelitian menunjukkan efek yang sangat positif atas kehadiran program Kampung Qur’an di beberapa daerah. Insya Allah, penelitian ini dapat menjadi bentuk tanggung jawab kita kepada masyarakat,” ujarnya.

Oleh karenanya, ia menggelar kegiatan Public Expose yang dilaksanakan di bilangan Jakarta Selatan pada Senin (24/2/2020) ini sebagai bentuk pertanggungjawaban lembaganya kepada publik dan para donatur atas program-program yang dilaksanakannya.

“Penyelenggaraan Public Expose ini dimaksudkan sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban PPPA Daarul Qur’an terhadap publik, khususnya para donatur yang telah mempercayakan zakat infak sedekah dan wakafnya (Ziswaf) kepada kami untuk program-program yang dijalankan selama ini, khususnya program Kampung Qur’an,” katanya.

Selain memaparkan hasil kaji dampak, PPPA Daarul Qur’an juga akan meluncurkan beberapa inovasi digitalnya. Seperti aplikasi KPI untuk mendukung tercapainya target Lembaga yang bekerja sama dengan Havara Consulting; ada pula aplikasi pembayaran yang bekerja sama dengan PT. OORTH SKYNOSOFT; dan tampilan website PPPA Daarul Qur’an dengan domain anyar PPPA.id.

BACA JUGA:  MR.DIY Raih Indonesia Digital Popular Brand Award 2024

Sementara itu, GM Pendidikan, Kemanusiaan, dan Pemberdayaan PPPA Daarul Qur’an Ustadz Sholehuddin menyambut positif hasil temuan penelitian CI-BEST yang berjudul “Analisis Dampak dan Keragaan Program Kampung Qur’an” itu. Ia bahkan memberikan masukan terhadap penelitian ini agar memiliki hasil yang lebih baik lagi. “Menurut saya sangat bagus sekali. Hasil penelitiannya bisa menjadi bahan evaluasi atas program kita. Tinggal beberapa poin masukan saya, misalnya wilayah tahfidz,” katanya.

Ia melanjutkan, karena sebenarnya pokok daripada Kampung Qur’an itu sebenarnya adalah Al-Qur’an itu sendiri. “Karena dari Al-Qur’an kita akan membawa masyarakat kepada keagamaan yang bagus. Kita bina Al-Qur’annya dengan program tahfidz, sehingga pelan-pelan nanti akan memberikan dampak positif secara spiritual bagi masyarakat,” paparnya.

Hasil penelitian tersebut, menurutnya, dapat membantu memberi masukan untuk program Kampung Qur’an ke depan. “Hasil penelitiannya positif dan sangat-sangat membantu. Insya Allah kita akan bikin lagi Kampung Qur’an, tapi yang terpenting adalah bagaimana memaksimalkan terlebih dahulu Kampung Qur’an yang sudah ada,” pungkasnya.