Boleh Ketawa? Boleh Donk!”: Romantisme Sandiwara Komedi Radio, Kembali Mengudara

AdvertisementAds

Suaraterkini.com, Jakarta,- Jumat malam (11/4/2025), udara Jabodetabek kembali dipenuhi gelak tawa berkat program sandiwara komedi “Boleh Ketawa? Boleh Donk!” yang disiarkan secara langsung oleh Bens Radio 106.2 FM. Tayangan yang mengudara setiap Jumat malam pukul 20.00–22.00 WIB ini sukses menghibur pendengar lewat akting jenaka dari para tokoh yang menghidupkan kisah-kisah lucu dari Kampung Boleh Ketawa.

Dalam edisi kali ini, para pemain yang hadir di studio antara lain: Yadi Sembako, Mono Cocok, Oni Bio, Daus Rojali, Iing Demplon, Inonk Occem, Anto Putra Tolay, Dr. Javier, dan Ade Bareto. Masing-masing tokoh membawa karakter khas warga kampung—dari ketua RT yang galak tapi peduli, pemuda karang taruna yang reaktif, pemilik warung makan yang cerewet, hingga warga WNA yang sedang belajar beradaptasi dengan kehidupan kampung.

Cerita keseharian yang dibalut dalam beragam persoalan sosial, budaya, dan ekonomi, justru menjadi ladang kelucuan yang alami. Perbedaan gaya hidup, dialek, hingga kebiasaan antarwarga menciptakan konflik-konflik kecil yang lucu dan sangat relatable, menjadikan program ini bukan hanya menghibur tapi juga mencerminkan keragaman kehidupan masyarakat urban yang hangat.

BACA JUGA:  Daikin Peduli Bencana Dukung Pemulihan Masyarakat Terdampak Gempa Cianjur

Program hasil kolaborasi antara Persatuan Seniman Komedi Indonesia (PaSKI) Pengda Banten dan Bens Radio ini telah berjalan selama tiga bulan dan terus mendapat sambutan positif dari pendengar. “Antusias pendengar luar biasa. Banyak yang penasaran, akhirnya datang langsung ke Bens Radio untuk melihat proses siaran dan berinteraksi langsung dengan pemain,” ujar Oni Bio, salah satu aktor dalam program ini.

Ketua PaSKI Banten, Yadi Sembako menyampaikan rasa syukurnya atas sinergi ini. “Program ini bukan sekadar hiburan, tapi juga ajang silaturahmi, memperkuat jaringan antaranggota, dan menjadi ruang latihan yang menyenangkan bagi para komedian untuk mengeksplorasi materi baru,” jelasnya.

Sejalan dengan itu Mono Cocok antusias program ini bisa menjadi titik balik kebangkitan program sandiwara komedi radio yang pernah jaya di era 90an”

Salah satu ciri khas dan daya tarik program ini adalah spontanitas.“Di studio, kami diberi kebebasan merespons tema. Kejutannya muncul saat interaksi berjalan. Dari situ muncul banyak inspirasi baru untuk saya bawa ke panggung,” ungkap Iing Demplon yang diamini oleh Inonk Occem.

BACA JUGA:  Studi HCC: Orang Indonesia dengan Emotional Eater 2,5 kali Berisiko Stres

Lain lagi dengan Ade Bareto, penulis naskah komedi ini sepakat bahwa sandiwara radio membuka ruang bagi komedian-komedian baru untuk dikenal publik. “Lewat suara saja, para pendengar bisa membayangkan ekspresi dan suasana yang sedang dibangun. Sensasi audio ini masih sangat kuat dan punya nilai hiburan tinggi,” jelas Ade.

“Saya berharap, program sandiwara komedi radio ini bisa menghibur dan memberikan nilai positif bagi warga masyarakat, khususnya bagi pendengar radio pada umumnya” pungkas Daus Rojali.