SUARATERKINI, Manggar – Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman mengatakan syarat vaksin dan swab antigen maupun PCR untuk pelaku perjalanan dari Kabupaten Belitung ke Belitung Timur dan sebaliknya tidak perlu karena akan berisiko menyebabkan konflik di masyarakat.
“Tapi walaupun tidak diperlukan hal demikian, kita harus tetap menjaga protokol kesehatan. Aturan-aturan dalam PPKM Level 4 harus diterapkan, seperti transportasi umum maksimal 50 persen saja penumpangnya dan lainnya,” ujar Erzaldi kepada wartawan di Desa Sukamandi, Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur, Selasa (27/7).
Sejak Selasa (27/7) pagi, beredar di media sosial isu bahwa bakal ada penutupan dan penyekatan di perbatasan antara Belitung dan Belitung Timur. Disebutkan bahwa di perbatasan Belitung dan Belitung Timur yaitu diantaranya di di lapangan tembak Buding, perbatasan Cendil, Dusun Bangek Desa Simpang Tiga, dan Dusun Pelulusan Desa Nyuruk akan ada pos penyekatan dan pihak yang melintas harus sudah divaksin minimal satu kali dan swab antigen.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Bangka Belitung Irjen Pol Anang Syarif Hidayat menambahkan, syarat sudah vaksin ataupun swab antigen tidak diperlukan di dalam Pulau Belitung seperti dari Belitung Timur ke Belitung ataupun sebaliknya.
“Belitung dan Belitung Timur itu satu kesatuan jadi tidak perlu ada penyekatan ataupun pembatasan. Yang harus diawasi itu adalah orang yang masuk dari luar di pintu-pintu masuk seperti pelabuhan dan bandara,” ujar jenderal bintang dua ini.
Dikatakannya, orang-orang dari luar Pulau Belitong justru yang perlu diwaspadai karena berisiko membawa virus tersebut.
“Kami sudah kaji dan sementara ini penyekatan, penutupan, syarat sudah vaksin, dan swab antigen belum diperlukan di internal Pulau Belitung. Karena secara historis dan sosiologis sudah menyatu,” lanjutnya.
Senada, Kasat Pol PP Belitung Timur, Zikril mengatakan bahwa kabar tersebut hoaks atau berita bohong. Sejauh ini kepala daerah belum mengambil kebijakan dan panduan teknis penjagaan ataupun check point di perbatasan.
“Kepada masyarakat jangan mudah percaya atas kabar burung yang sumbernya tidak jelas. Tetap ikuti perkembangan di media yang kredibel. Hingga saat ini belum ada keputusan resmi tertulis soal penyekatan ini,” katanya.
Ia berpesan, kepada pelaku sosial media atau netizen agar selalu mengecek kebenaran informasi yang beredar dan jangan mudah meyakini setiap informasi yang belum jelas dasarnya sehingga masyarakat tetap aman dan kondusif.
“Mari kita perangi wabah ini dan juga perangi kabar hoaks demi menjaga ketenteraman masyarakat. Jangan lupa protokol kesehatan,” tutupnya. (wil)