SUARATERKINI, Jakarta – Kesehatan tulang, sendi, dan otot masih sering luput dari perhatian kelompok usia dewasa Indonesia. Hal ini terlihat dari bagaimana asupan harian kalsium masyarakat Indonesia yang hanya mencapai 245 mg per hari. Padahal, orang dewasa membutuhkan sekitar 1.000-1.200 mg kalsium setiap harinya. Kurangnya asupan kalsium ini tentunya mengarah pada meningkatnya prevalensi osteoporosis di Indonesia.
Oleh karenanya, jika diabaikan dalam waktu lama, penurunan kondisi sistem muskuloskeletal ini dapat mengganggu aktivitas dan membatasi ruang gerak ketika usia senja. Inilah mengapa kombinasi asupan nutrisi cukup dan olah raga teratur sedini mungkin selalu menjadi rekomendasi agar dapat mempertahankan kelincahan gerak.
Scientific & Nutrition Manager Fonterra Brands Indonesia, Haryadi Raharjo dalam keterangan tertulisnya pada media mengatakan, “Selain banyak bergerak, kesehatan tulang, otot, dan sendi perlu dijaga dengan memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh secara menyeluruh. Untuk itu, kami melengkapi susu Anlene dengan kandungan kalsium yang dapat membantu pembentukan dan menjaga kepadatan tulang. Selain itu, kolagen, vitamin, dan protein yang kami formulasikan dalam susu Anlene pun dapat membantu menjaga kelenturan sendi serta kekuatan otot. Dalam konsumsi yang dianjurkan, yakni 2 gelas Anlene sehari, maka kebutuhan kalsium, vitamin D3, dan mineral baik lainnya dapat terpenuhi.”
Banyak orang Indonesia telah merasakan manfaat dari konsumsi susu tinggi kalsium secara teratur. Berikut beberapa kisahnya; Mengajarkan cucu berjalan merupakan momen yang tidak ingin dilewatkan kakek-nenek manapun. Ini juga yang dirasakan Sukina, seorang pria 55 tahun dengan cucu berusia satu tahun. Pada kelompok usia Sukina, tak jarang telah diserang sakit pinggang dan punggung. Beruntungnya, ia tidak perlu khawatir akan tantangan tersebut.
Selain Sukina, ada beberapa contoh yang lain Dwi, dan Umi adalah tiga dari banyak masyarakat Indonesia yang membuktikan bahwa usia hanyalah angka. Kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan tulang, sendi, dan otot melalui asupan nutrisi, olah raga, dan pemeriksaan teratur menjadi kunci bagi mereka untuk tetap aktif dan mandiri di segala situasi. Ini juga lah yang memotivasi Anlene untuk terus mendorong peningkatan kesehatan tulang, sendi, dan otot serta buktikan bahwa usia bukanlah halangan.
Indy Barends, Brand Ambassador Anlene Indonesia, juga berbagi ceritanya dalam membangun kesadaran akan pentingnya kesehatan tulang, sendi, dan otot. Ia menyampaikan, “Awalnya saya kurang mengerti akan kesehatan tulang, karena saya merasa, kesehatan tulang, seperti pengeroposan tulang, tidak tergantung dari pola hidup kita. Namun ternyata pemikiran saya tersebut salah. Jadi saya mulai memperhatikan kesehatan tulang dengan rutin minum Anlene dan mengubah pola hidup saya untuk jadi lebih sehat. Bahkan saya sudah rutin minum Anlene selama 16 tahun, sambil dibarengi dengan olahraga dan rutin cek kesehatan tulang. Mengubah gaya hidup dan habits itu emang berat, tapi ketika dilakukan bareng teman dan keluarga yang punya tujuan kesehatan yang sama, rasanya jadi lebih mudah. Lagipula, hidup sehat itu seru dan menyenangkan, lho!” Ujar Indy Barends, Brand Ambassador Anlene Indonesia.
Marketing Director Fonterra Brands Indonesia, Riescha Gayatri menambahkan, Tak terasa 20 tahun telah berlalu sejak Anlene pertama kali menyediakan produk susu bernutrisi kepada kelompok usia dewasa di Indonesia. Sejak saat itu, dengan melibatkan beragam pihak, Anlene senantiasa mengedukasi masyarakat Indonesia untuk mencegah penyebaran osteoporosis, salah satunya adalah dengan mengadakan pemeriksaan kesehatan massal.
“Melalui pemeriksaan yang telah kami lakukan, kami paham bahwa masih banyak yang perlu kami lakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya osteoporosis. Maka ketika pemeriksaan berlangsung, kami juga turut memberikan edukasi yang dibuat khusus sesuai kondisi masing-masing individu agar mereka bisa lebih aware akan status kesehatan dan kepadatan tulang, otot, dan sendi mereka sendiri. Harapannya, semakin banyak orang dewasa Indonesia yang tak hanya paham osteoporosis namun juga mulai mengambil aksi untuk mencegah osteoporosis,” tutup Riescha Gayatri. (Rep/Her)