SUARATERKINI, Jakarta – Allianz Indonesia melalui Yayasan Allianz Peduli bersama HAI dan Cewekbanget.id menggelar program tahunan Global Money Week diinisiasi oleh OECD International Network on Financial Education (INFE) yang dilaksanakan serentak selama tanggal 23 – 29 Maret 2020 lalu dengan tema “Learn, Save, Earn”.
Ketua Yayasan Allianz Peduli, Ni Made Daryanti, mengatakan Dukungan Allianz Indonesia melalui Yayasan Allianz Peduli untuk Global Money Week merupakan bagian dari komitmen besar untuk terus melakukan literasi keuangan ke masyarakat luas, khususnya kepada para generasi muda.
“Program ini sejalan dengan tujuan Allianz Indonesia, untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan literasi keuangan, khususnya terkait peningkatan penetrasi asuransi kepada lebih banyak masyarakat Indonesia,” tuturnya melalui webinar Best Way to Get and Manage Income during Pandemic (26/8).
Menurut Daryanti, Sejak tahun 2013, Yayasan Allianz Peduli aktif mendukung penuh program tahunan Global Money Week dan terus berkomitmen untuk menjalankan berbagai program CSR sesuai dengan empat pilarnya, yaitu pendidikan, pemberdayaan ekonomi. kesehatan serta lingkungan dan bencana alam.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019 menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan mencapai 38,03% sedangkan indeks inklusi keuangan mencapai 76,19%. Angka tersebut meningkat dibanding hasil survei OJK 2016 yaitu indeks literasi keuangan 29,7% dan indeks inklusi keuangan 67,8%. Dengan demikian dalam 3 tahun terakhir terdapat peningkatan pemahaman keuangan (literasi) masyarakat sebesar 8,33%, serta peningkatan akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan (inklusi keuangan) sebesar 8,39%.
“Saat ini jumlah Gen Z mencapai 72,8 juta atau sekitar 27% dari 267 juta penduduk Indonesia pada 2019. Jumlah ini membuat keberadaan Gen Z tidak bisa dikesampingkan karena cukup banyak sehingga memiliki pengaruh besar, bahkan terhadap perekonomian negara.
Sayangnya, generasi muda saat ini mengenal dua pandangan yang banyak memengaruhi gaya hidup dan kondisi keuangan mereka, yaitu YOLO (You Only Live Once) dan FOMO (Fear of Missing Out). ” kata Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan, Horas V.M. Tarihoran.
Sementara itu, Financial Trainer Ligwina Hananto, memaparkan Dua pandangan ini mendorong mereka untuk memilih menghabiskan pendapatan mereka ke hal-hal yang sedang happening, untuk kemudian di-post di media sosial, daripada menyisihkan pendapatan untuk ditabung sebagai bekal hari tua.
Oleh karena itu, Gen Z perlu merencanakan keuangan secara smart karena ada beberapa hal penting yang menjadi Patokan, yaitu kendali diri terhadap penggunaan uang, banyak keinginan tetapi kemampuan terbatas, dan adanya inflasi.
Ada tiga kata kunci agar para Gen Z mampu mengelola keuangan dengan baik di masa pandemi, yaitu learn, save and earn, atau belajar, menabung, dan juga meraih hasil, dengan modal tersebut, para Gen Z diharapkan mampu melalui krisis finansial di masa pandemi, tambah ligwina.