SUARATERKINI, Tanjungpandan – Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) memetakan pulau Belitung yang terdiri dari Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur secara tematik. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan potensi Geopark yang ada di pulau tersebut.
Seperti diketahui, Pulau Belitung baru saja ditetapkan sebagai salah satu UNESCO Global Geopark (UGG).
Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman mengatakan BPN telah memulai membuat peta tematik ini untuk Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur bersama stakeholder lainnya sampai ke desa.
“Peta ini bisa dijadikan dasar sebagai pengembangan Geopark ke depan sehingga apa yang sudah dibuat ini diharapkan dapat terus dijaga dan konsolidasikan pengembangannya,” ujar Erzaldi di Tanjungpandan, Rabu (2/6).
Menurut Erzaldi, dari peta tematik ini nanti pohaknya akan menindak lanjuti lagi dengan mengkonsolidasikannya kepada Kementerian Kehutanan, Kementerian Pariwisata, serta Kementerian BPN.
“Peta ini menjadi dasar bagi kita untuk mengkonsolidasikan lagi arah pengembangannya,” tambahnya.
Dirjen Survei Pemetaan Pertanahan dan Ruang Kementerian ATR/BPN, Muhammad Adi Darmawan mengatakan, pihaknya bekerja keras dalam menyelesaikan peta tematik ini.
“Diharapkan ke depan semua pihak akan lebih mudah dalam bertindak karena sekarang ada legalitas dan sistematika kerja untuk menciptakan rasa percaya diri dan kepastian hukum bagi kelompok masyarakat yang bergerak di bidang jasa dan kepariwisataan,” kata Adi.
Menanggapi hal itu, Bupati Belitung Timur Burhanudin mengatakan pihaknya mengapresiasi BPN yang telah melaksanakan pemetaan tematik.
“Ini sangat bermanfaat untuk daerah dalam penyusunan RT/RW dan memberikan kepastian hukum dalam pengembangan wisata di timur khususnya terkait geosite,” ujar pria yang akrab disapa Aan ini.
Sementaraitu, Wakil Bupati Belitung, Isyak Meirobie menambahkan, bahwa peta ini adalah harta berharga untuk Belitung yang baru disahkan sebagai UNESCO Global Geopark.
“Secara alami, ini adalah langkah awal yang harus diteruskan dengan upaya yang lebih baik untuk membangun potensi yang lebih signifikan,” ujarnya.
Ia melanjutkan, bahwa pemetaan yang lebih tematik dan spesifik diperlukan agar dapat melahirkan inovasi yang lebih variatif.
“Dibutuhkan pemetaan juga terhadap kearifan lokal dan kebutuhan masyarakat, kemudian lebih spesifik pada kecenderungan setiap desa,” kata Isyak. (wil)