SUARATERKINI, Jakarta,- Momen peringatan Hari Bumi 22 April dilakukan oleh event Journey to Zero (JTZ). Mengajak masyarakat membentuk kesadaran akan pentingnya mengurangi jejak karbon di lingkungan kita dengan kampanye #BirukanLangit.
“Tahun ini kami dapat melakukan campaign hampir setahun penuh, sementara tahun lalu hanya beberapa bulan saja. Sehingga kami dapat melakukan creative approach yang lebih beragam. Antara lain pembuatan mural di beberapa tempat, serta memproduksi merchandise yang bikin “gemes”,” ujar Syane Luntungan, selaku Communication Manager dari Katingan Mentaya Project.
Syane melanjutkan, JTZ tahun ini juga diperkuat dengan memproduksi video series yang diharapkan menginspirasi lebih banyak orang yang akan #BirukanLangit. Dan yang paling istimewa adalah mengambil momentum Hari Bumi dengan meluncurkan aplikasi JTZ.
Acara peluncuran aplikasi ini digelar di Taman Jelawat di Sampit, kota markas Katingan Mentaya Project, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada Kamis (22/4) lalu. Acara peluncuran juga diramaikan oleh para pelari kota Sampit.
Aplikasi JTZ berfungsi sebagai perekam jarak, dan wadah untuk pegiat #BirukanLangit saling terhubung dan terinspirasi. Tentunya, aplikasi ini juga terhubung dengan event tahun ini. “Melalui aplikasi ini kami juga bisa melakukan aktivasi beberapa campaign atau challenge, contohnya di perayaan Hari Bumi ini kami memberikan challenge tujuh hari untuk bumi yang dapat diukur lewat aplikasi ini,” imbuh Syane dalam keterangannya pada suaraterkini.com.
Ia juga menjelaskan pentingnya mengkomunikasikan isu lingkungan ini dengan cara yang fun sehingga bisa diikuti oleh kawula muda sebagai calon-calon pemimpin di masa depan.
“Kami memberikan inspirasi dan pemahaman bahwa melalui hobi dan aktivitas sehari-hari yang menyenangkan, mereka bisa berperan dalam aksi iklim dan menjadi agen perubahan untuk melakukan sesuatu yang baik bagi bumi,” pungkas Syane.