Pemuda Pancasila Konsolidasikan Organisasi dari Timur Indonesia

AdvertisementAds

SUARATERKINI, Depok – Pemuda Pancasila berkomitmen untuk memajukan pemuda-pemudi dari Indonesia Timur, khususnya Papua dan Papua Barat. Hal ini dilakukan, karena organisasi kemasyarakatan (Ormas) memiliki tugas social controling, dengan ikut memberikan edukasi, bahkan melalui jalur kekeluargaan.

“Bagi kami, Indonesia Timur, Papua dan Papua Barat harus menjadi sebuah lapangan exercise bagi kader Pemuda Pancasila untuk bisa melakukan yang terbaik bagi bangsa ini,” ujar Ketua PP P2W Indonesia Timur, Bintang Prabowo, Minggu (4/4).

Pihaknya menjelaskan, organisasi lain seperti NU, FKPPI, atau ormas-ormas lainnya memiliki keterbatasan untuk diterima di Papua. Tetapi Pemuda Pancasila merupakan ormas yang sangat general, yang anggotanya dari lapisan apapun dan agama apapun. Semua orang bisa ikut terlibat dan bergabung dalam sebuah kegiatan positif.

“Itulah inti pesan yang menjadi dasar mengapa kita ingin berkontribusi membangun Papua. Jadi, jika Pemuda Pancasila mau melakukan itu, mau terlibat di wilayah itu, tentunya dengan program-program yang sekiranya tidak perlu harus berat,” katanya.

Lebih lanjut Bintang menerangkan, upaya yang PP lakukan adalah memberikan keleluasaan kepada teman-teman di Indonesia Timur, fleksibilitas yang tinggi.

BACA JUGA:  SMAN 5 Karawang Juara AXIS Mobile Legend School Competition 2019

“Minimal mau bergabung dulu dengan kita, mau bersama dengan kita, mau melakukan kegiatan yang positif dalam wadah yang jelas, yaitu Merah-Putih. Itulah dasar kearifan lokalnya,” tambahnya.

Sehingga menurutnya, kehadiran PP disana bukan sebagai OKP, tetapi hadir sebagai ormas, dimana ormas harus bicara Ipoleksosbud Hankamrata yang semua itu tujuan besarnya adalah Nasional interest, atau kepentingan nasional.

“Menjadikan Indonesia Timur itu bagian dari kita. Tanpa harus ada pengkotak-kotakan yang menyekat pemikiran mereka. Itu kepentingan nasionalnya,” paparnya.

Bintang mengatakan, PP berusaha membangun sense of belongingnya (rasa memiliki). Ketika mereka sudah merasa memiliki dan tahu bahwa ada ornamen-ornamen pemerintahan disana, seperti Balai Warga, Kecamatan,, atau simbol-simbol pemerintahan lainnya, memiliki simbol negara, itu milik Indonesia yang harus dijaga.

Menurut Bintang, saat ini ada kekecewaan dari para pemuda di Papua karena tidak diberi ruang dalam demokrasi di daerah tersebut.

“Sekarang bagaimana masyarakat tidak kecewa. Mereka mau gunakan fasilitas publik saja dilarang, bahkan ingin menjadi pegawai negeri saja susah. Ini adalah problem yang kalau tidak ditangani serius, efeknya akan menjadi bom waktu,” kata Bintang.

BACA JUGA:  Canon Salurkan Donasi untuk Anak-anak yang Hidup dengan HIV

Oleh karena itu menurutnya, PP memberikan kegiatan-kegiatan non formal yang mengandung edukasi, memberikan pengetahuan yang lebih terhadap lingkungan sekitar yang mungkin mereka belum tahu karena keterbatasan sumber informasi.

“Setelah itu, baru melakukan kaderisasi berupa pendidikan karakter, nasionalisme dan kebangsaan. Kemudian kita bina dan kita didik melalui kompetensinya masing-masing sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya sebagai modal dirinya untuk membangun masa depannya,” tutupnya.

Hal tersebut menurutnya, merupakan tugas Pemuda Pancasila P2W Indonesia Timur saat ini, dengan harapan target 10 juta kader Pemuda Pancasila dapat tercapai di tahun 2024. (wil)