Launching Pulau Seliu Menjadi Desa Digital, Kemenko Perekonomian Dorong Transaksi Pariwisata Non Tunai

AdvertisementAds

SUARATERKINI, Membalong – Kementerian Koordinator Perekonomian RI meresmikan Desa Pulau Seliu, Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung sebagai desa digital. Hal ini akan sangat mendukung Belitung sebagai destinasi prioritas pariwisata nasional.

Berbicara saat meresmikan Desa Digital tersebut, Asdep bidang Ekonomi Digital Kemenko Perekonomian Rizal Edwin Manansang mengatakan saat ini ada 10 desa wisata percontohan.

“Yakin desa Seliu bisa mengembangkan potensi wisata ini. Bahkan, melalui teknologi digital, bisa diciptakan virtual tour seperti di Bukit Peramun, agar wisatawan dapat melihat sebelum berkunjung,” ujar Edwin di Desa Seliu, Jumat (26/3).

Selain itu menurutnya, kunjungan wisatawan juga dapat diatur melalui digital, karena saat ini masih pandemi covid sehingga kunjungan harus dibatasi.

Launching desa digital tersebut ditandai dengan pengaplikasian transaksi non tunai lewat aplikasi QRIS dari Bank SumselBabel.

Asisten Kabupaten Belitung Bidang Perekonomian, Hermanto mengatakan dengan diluncurkannya desa digital di Seliu ini dapat meningkatkan transaksi digital di tingkat desa. Pengaplikasian teknologi digital dilingkungan masyarakat membutuhkan komitmen bersama.

BACA JUGA:  Mister Aladin Travel Carnival 2019, Berikan Harga Murah Hingga Gratis

“Tentunya tidak mudah memanfaatkan teknologi digital dalam kehidupan. Oleh karena itu, perlu komitmen bersama dalam mengaplikasikan digital,” ujar Hermanto.

Ditambahkan Kepala Cabang Bank Sumsel Babel Kab. Belitung, Martin Dista, bahwa transaksi non tunai ini dilakukan demi mempermudah transaksi ditingkat desa.

“Desa Seliu menjadi percontohan pembayaran melalui QRIS. Hal ini sangat memudahkan karena tidak perlu melintas pulau ke Penggantungan hanya untuk mengambil uang tunai,” ungkapnya.

Senada, Kepala Desa Seliu, Ediar menyebut dengan penerapan Seliu sebagai desa digital ini akan membantu desa Seliu dalam mengembangkan pariwisata. Baginya adanya transaksi non tunai akan mempermudah wisatawan dalam bertransaksi.

“Dengan desa digital akan membantu wisatawan yang datang ke desa ini. Tidak perlu membawa uang cash, cukup menscan barcode yang ada di sebanyak 60 home stay,” ungkap Ediar. (wil)