SUARATERKINI, Tangerang – Swiss German University (SGU) melalui Program Studi Faculty Life of Science & Technology melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman yang dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT. Deltomed Laboratories.
Naskah kerjasama ini dibuat untuk dilaksanakan oleh kedua belah pihak sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing, guna membangun sinergi, menguatkan kepentingan bersama kedua pihak atas dasar prinsip saling menguntungkan dan saling beritikad baik.
Rektor SGU, Dr. rer. nat. Filiana Santoso menyampaikan,” kerjasama tersebut berlaku untuk jangka waktu 5 tahun sejak ditandatanganinya naskah kesepakatan ini.
Kerjasama ini dilakukan di bidang herbal ekstrak serai dan nanas ,” ungkapnya di Mahitala Building, Alam Sutra, Tangerang Selatan, Jum”at (28/2/20).
Sementara itu, CEO PT. Deltomed Laboratories Muljo Rahardjo mengatakan latar belakang kerjasama ini adalah karena Deltomed sebagai pebisnis dan industri sementara SGU sebagai lembaga pendidikan yang mengimplementasikan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Penelitian, yang selanjutnya hasilnya dapat disosialisakan kepada masyarakat.
Selain dengan beberapa kampus di Jawa, sekarang ini kami bekerjasama dengan SGU selama lima tahun kedepan, dimana SGU memiliki fakultas Life of Science & Technology yang cocok untuk melakukan penelitian di bidang herbal khususnya ekstrak serai dan buah nanas.
Alasan pemilihan serai dan nanas karena hasil rekomendasi dari hasil penelitian pihak SGU,” ucap Muljo.
Untuk serai, Dr. Maria D.P.T. Gunawan Puteri, Ph.D. selaku Ketua Jurusan Food Technology di SGU mengatakan, serai dapat mencegah kenaikan gula darah, sehingga baik untuk mengontrol gula darah pada orang yang berpotensi terkena penyakit diabetes.
“Dari tahun 2006, hasil penelitian dari tim kami, serai yang selama ini kita ketahui hanya sebagai bahan minyak anti nyamuk, ternyata bisa menghambat kenaikan gula darah sehingga, setelah makan nasi, tidak perlu khawatir terkena diabetes,” ungkap Maria.
Adapun jenis serai yang dipilih adalah serai dapur, karena mempunyai nilai ekonomi yang rendah. “Selain murah, serai dapur dapat dengan mudah ditanam oleh penduduk yang tinggal di perbukitan, dan akarnya dapat membantu menahan erosi,” imbuhnya.
Sementara buah nanas, mampu membantu menyembuhkan individu yang terkena virus HIV dan penderita kanker. “Bromelain adalah sebagian besar kandungan dalam nanas yang berfungsi untuk menambah daya tahan tubuh dan dapat menghancurkan pertumbuhan sel yang tidak normal,” ujar Maruli Pandjaitan selaku Director of Internship & Int’l Office.
SGU dan Deltomed telah menciptakan suatu produk herbal dari nanas berbentuk cairan konsentrat yang aman dikonsumsi sehari-hari tanpa efek samping. Dengan pemakaiannya yang mudah hanya dengan melarutkan cairan konsentrat tersebut ke dalam air mineral.
Uji coba produk ini terbukti dapat menjadi solusi virus Human Imunnodeficiency Virus (HIV) dan dapat membantu menyembuhkan penderita kanker. Produk tersebut kini berada dalam tahap proses BPOM guna menjadikan produk ini sebagai obat herbal terstandar,” imbuh Maruli.
Sebagai informasi, PT. Deltomed Laboratories merupakan produsen obat herbal terkemuka di Indonesia yang berkomitmen untuk menggabungkan kekuatan besar dari alam dan keahlian terbaik untuk mempersembahkan produk herbal berkhasiat, berkualitas tinggi dan terpercaya untuk membantu proses pengobatan secara alami.
Beberapa produk PT. Deltomed Laboratories adalah Antangin, OB Herbal, Natur Slim, Herbana, Herba Mojo dan lain sebagainya. Dengan menerapkan ekstrak serai ke dalam produk obat herbal berstandar dalam kerjasama penelitian yang sedang dilakukan saat ini, diharapkan akan meningkatkan penggunaannya dalam layanan kesehatan.
Obat tersebut telah teruji efektivitasnya dan juga keamanannya. Obat ini nantinya dapat masyarakat beli tanpa resep. Karena baik dikonsumsi sebagai lifestyle produk yang aman dikonsumsi sehari-hari untuk mencegah terjadinya diabetes tanpa efek samping, seperti menyebabkan kegemukan.
Sementara SGU sebagai universitas internasional pertama di Indonesia dipercaya untuk melakukan riset sumber daya alam. Risetnya mengenai herbal sangat mengarah pada kebutuhan industri herbal.
Hal ini juga mendukung Instruksi Presiden no. 6 tahun 2016, untuk mengembangkan obat tradisional. Dalam program risetnya, SGU juga didukung oleh Kemenristekdikti dalam lima tahun belakangan ini dengan bantuan dana kepada SGU sekitar Rp2 miliar.