SUARATERKINI, Pasuruan – Pemerintah Kabupaten Pasuruan di Jawa Timur memperkuat komitmennya untuk mengurangi pencemaran sampah plastik di lautan dengan mengalokasikan dua hektar lahan untuk pembangunan fasilitas TPST3R (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Reuse-Reduce-Recycle) Project STOP.
Fasilitas ini akan mengelola pengumpulan dan pemilihan sampah serta proses daur ulang di kecamatan Lekok dan Nguling untuk pertama kalinya. Komitmen ini dituangkan dalam Nota Kesepahaman yang ditandatangani untuk Project STOP di Pasuruan, Kamis (20/2/20).
Borealis dan SYSTEMIQ, bersama dengan Nestlé dan mitra lainnya serta dukungan positif dari Pemerintah Kabupaten Pasuruan meluncurkan kemitraan kota tahun lalu.
Dengan fokus di kecamatan Lekok dan Nguling, inisiatif ini bertujuan untuk menerapkan sistim pengelolaan sampah berkelanjutan dengan biaya rendah yang akan meningkatkan tingkat pengumpulan sampah dan mencegah pencemaran sampah ke laut.
“Kami sangat senang dan termotivasi untuk bekerja sama dengan Nestlé dan Project STOP dalam mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang holistik. Hal ini merupakan salah satu upaya pengembangan yang penting dalam membantu Indonesia mencapai target pengurangan sampah di lautan hingga 70% pada 2025,” ujar Bupati Pasuruan Bapak H. M. Irsyad Yusuf.
“Saya berharap program ini dapat membantu kami menciptakan pengelolaan sampah mandiri yang ekonomis sehingga dapat diterapkan di seluruh daerah.
Program ini tidak hanya menyediakan lapangan kerja baru, tapi juga meningkatkan kesehatan masyarakat dan mengatasi masalah lingkungan yang disebabkan oleh pengelolaan sampah plastik yang tidak tepat.”
Di 2019, tim Project STOP di Pasuruan telah melakukan penelitian yang mencakup pemetaan sosial, pemetaan infrastruktur daur ulang, serta pemilahan jenis sampah dan tata kelola.
Hasil dari penelitian tersebut kemudian digunakan untuk membuat strategi paling tepat dalam menciptakan ekonomi sirkular di wilayah ini.
CEO Borealis Alfred Stern mengatakan, “Perluasan kerja sama Project STOP ke lebih banyak kota merupakan langkah penting untuk memperbaiki sirkularitas plastik, khususnya di daerah yang memiliki tingkat kebocoran sampah yang tinggi.
Sebagai mitra industri dan perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial, kami menghargai komitmen dari Nestlé dan seluruh mitra kami, terutama Pemerintah Kabupaten Pasuruan yang telah bersedia untuk bekerja sama dalam mencegah sampah plastik masuk ke lautan. Perubahan itu mungkin!”
“Pada intinya, Project STOP berfokus pada keterlibatan masyarakat dan kepemimpinan pemerintah. Mencegah sampah plastik terbuang langsung ke lingkungan merupakan tujuan utama kami dengan Kabupaten Pasuruan, komunitas dan mitra kami,” kata Program Director, Ocean Plastics Asia, dan Partner di SYSTEMIQ, Joi Danielson.
“Dengan pendirian TPST3R, kami memiliki ambisi bahwa di 2022, kami mampu mengelola setidaknya 1.500 ton sampah plastik dengan baik setiap tahunnya.”
Bekerja sama dengan para pemuka masyarakat di Pasuruan, Project STOP memberikan pelatihan kepada masyarakat mengenai pemilahan sampah serta mulai menyiapkan infrastruktur untuk sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif.
Project STOP juga memberikan peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan pendapatan tambahan, contohnya melalui penyewaan sepeda motor roda tiga yang dimiliki oleh masyarakat lokal sebagai alat untuk pemungutan sampah yang telah dipilah dari rumah warga.
Nestlé adalah perusahaan makanan dan minuman pertama yang bekerja sama dengan Project STOP. Perusahaan berkomitmen mendukung inisiatif ini dengan memberikan dana sebesar 1,6 juta Swiss Franc, sebagai tambahan dukungan finansial dari para co-founder Borealis, Pemerintahan Norwegia, Borouge, Veolia, dan NOVA Chemicals.
“Nestlé berkomitmen untuk memastikan 100% kemasan kami dapat didaur ulang atau digunakan kembali pada 2025. Pendekatan kami untuk menciptakan sistem yang lebih berkelanjutan dan sirkular, berfokus pada tiga pekerjaan utama, yaitu pengembangan kemasan untuk masa depan, membantu menciptakan masa depan bebas sampah, serta mendorong perubahan perilaku dan memberikan pemahaman baru tentang bagaimana kita menggunakan kemasan,” ujar Presiden Direktur Nestlé Indonesia Dharnesh Gordon.
“Keterlibatan kami dalam Project STOP mendukung ambisi jangka panjang kami untuk menghentikan kebocoran sampah plastik ke lingkungan di wilayah operasi kami di seluruh dunia, yang salah satunya berada di wilayah Kabupaten Pasuruan.”