SUARATERKINI, Jakarta, SUN Energy bersama unit bisnis lainnya di bawah naungan Grup SUN memperkenalkan inovasi terbaru dalam model bisnis mereka.
Dari layanan Solar As A Service, kini Grup SUN menghadirkan Sustainability As A Service (SaaS), solusi keberlanjutan terintegrasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri hijau di era keberlanjutan.
Melalui SaaS, Grup SUN yang terdiri dari SUN Energy, SUN Terra, dan NIRA menawarkan berbagai solusi energi berkelanjutan, termasuk sistem PLTS (On-Grid, Off-Grid dengan penyimpanan energi, serta Hybrid), pengelolaan air berkelanjutan berbasis teknologi inovatif, serta solusi efisiensi energi lainnya untuk sektor industri dan komersial.
Pendekatan ini memungkinkan perusahaan memenuhi standar keberlanjutan global, menurunkan jejak karbon, dan meningkatkan daya saing melalui operasional yang ramah lingkungan.
Oky Gunawan, Chief of Sales SUN Energy, menegaskan bahwa kebutuhan akan layanan keberlanjutan telah menjadi pendorong utama pengembangan bisnis. “Hingga saat ini, kami telah menginstalasi lebih dari 180 MWp kapasitas energi surya di berbagai lokasi di Indonesia.
Area Jawa Barat dan Jabodetabek menyumbang lebih dari 55% kapasitas nasional, diikuti Jawa Timur 20% dan Jawa Tengah 15%, sementara sisanya tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan wilayah timur lainnya,” ungkapnya, Jumat (13/12/2024).
Inovasi dalam Pengelolaan Air: NIRA
Sebagai bagian dari SaaS, Grup SUN juga memperkenalkan NIRA, layanan pengelolaan air berkelanjutan. Layanan ini menawarkan teknologi daur ulang air, optimalisasi penggunaan air, serta pengurangan limbah air, membantu sektor seperti manufaktur, perhotelan, dan kawasan industri mengurangi konsumsi air bersih secara signifikan.
“NIRA telah memberikan dampak besar bagi berbagai sektor. Kami juga akan memperluas target pasar ke industri padat konsumsi air, seperti tekstil, makanan dan minuman, serta properti komersial besar. Dengan layanan ini, kami mendukung perusahaan memenuhi standar keberlanjutan global sekaligus meningkatkan efisiensi biaya,” jelas Oky.
Karina Darmawan, CEO SUN Terra, mengungkapkan bahwa potensi pasar PLTS di sektor residensial dan komersial di Indonesia terus berkembang. “Kami mencatat hampir 1.000 pelanggan residensial tahun ini, kebanyakan dari pengembang properti.
Tahun depan, kami menargetkan pertumbuhan lebih dari dua kali lipat. Hal ini sejalan dengan tren di ASEAN, di mana sektor komersial mulai mengadopsi PLTS karena manfaat efisiensi energi,” jelasnya.
SUN Energy juga telah menerapkan solusi Energy Storage System (ESS) untuk memastikan pasokan energi bersih berkelanjutan, bahkan saat pasokan matahari terbatas.
Jimmy Carlos Simamora, Channel Marketing Manager Huawei Digital Power Indonesia, menyebut bahwa implementasi ESS pada proyek di Jambi telah mengoptimalkan penggunaan energi surya di sektor pertambangan dengan menyimpan kelebihan energi untuk digunakan pada malam hari.
Grup SUN menargetkan pertumbuhan dua digit di tahun depan dengan peningkatan kapasitas instalasi dua kali lipat dibandingkan tahun ini. Fokus utama adalah mendukung sektor dengan konsumsi listrik tinggi, seperti manufaktur, makanan dan minuman, besi, keramik, semen, dan kawasan industri dalam mengadopsi solusi energi hijau.
Dengan inovasi ini, Grup SUN semakin memperkokoh posisinya sebagai pemimpin pasar dalam pengembangan PLTS di Indonesia sekaligus mitra strategis bagi industri yang ingin mewujudkan operasional berkelanjutan.