Di Forum APTERR Korsel, Indonesia Dorong Penguatan Sistem Cadangan Beras Regional

AdvertisementAds

SUARATERKINI, Korea Selatan – Indonesia mendorong penguatan sistem pengelolaan Cadangan Beras Regional sebagai upaya antisipasi terhadap dampak perubahan iklim serta penanggulangan bencana alam di kawasan Asia.

Hal tersebut disampaikan Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Rachmi Widiriani selaku _national focal point_ ASEAN Plus Three (APTERR) Indonesia dalam Sidang APTERR ke-11 yang diselenggarkan di Seoul, Korea Selatan (Korsel) pada 25-26 April 2023.

Dalam kesempatan tersebut, Rachmi menegaskan peran penting ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve (APTERR) dalam memastikan ketahanan pangan regional terutama pada saat situasi darurat seperti bencana alam, pandemi Covid-19, dan lain sebagainya. Penguatan ketahanan pangan regional ini sejalan dengan inisiatif Indonesia selaku pemegang keketuaan The Association of South East Asian Nations (ASEAN) 2023 yang dituangkan dalam ASEAN Leaders Declaration on Strengthening Food Security and Nutrition in Times of Crises.

“Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, upaya penguatan ketahanan pangan dan gizi perlu dibangun bersama-sama dengan negara sahabat guna menjaga stabilitas ketahanan pangan kawasan,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Bertemu Presiden, NFA Komitmen Dukung Penguatan BUMN Pangan

Menurutnya, APTERR dapat berperan sebagai penyangga ketahanan pangan di wilayah ASEAN dan Asia Timur antara lain dalam memfasilitasi perdagangan, memastikan kelancaran logistik dan rantai pasok, serta mempercepat pengiriman pangan dan pertanian dari hulu ke hilir. Untuk memperkuat ketahanan pangan jangka panjang, ASEAN akan mengembangkan pangan dan pertanian yang kuat melalui promosi digitalisasi, pembiayaan inovatif, ketahanan iklim, dan peningkatan kapasitas petani skala kecil.

Selanjutnya, Indonesia juga mendorong pengembangan sistem peringatan dini (early warning system) untuk memprediksi kondisi ketahanan pangan regional yang akan datang. Sistem ini tidak hanya fokus pada aspek produksi pangan saja, namun juga memperhitungkan volatilitas harga pangan, pasokan input pertanian, situasi konsumsi pangan, hingga faktor-faktor lainnya. Sistem peringatan dini ini diharapkan dapat mendukung implementasi APTERR sehingga juga dapat meningkatkan efektivitas dan mempercepat pelepasan cadangan beras APTERR.

“Pengembangan sistem peringatan dini ini dapat dilakukan melalui ASEAN Food Security Information System (AFSIS),” imbuhnya.

Keterlibatan Badan Pangan Nasional dalam penguatan ketahanan pangan global selaras dengan pernyataan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi yang menekankan pentingnya kerjasama antar wilayah dan penguatan cadangan pangan nasional dan regional untuk memperkuat ketersediaan dan pasokan pangan dalam mengantisipasi terjadinya perubahan cuaca seperti El Nino dan situasi geo politik yang dapat berdampak pada krisis pangan.

BACA JUGA:  Coway Memenangkan Penghargaan CES 2023 Innovation Awards di Amerika Serikat

“Peran aktif Indonesia dalam kancah ketahanan pangan global perlu terus dikedepankan guna menjaga standar mutu, stabilitas pasokan, dan harga pangan dunia,” ujar Arief di Jakarta.

APTERR merupakan kelompok kerja di bawah kerangka ASEAN dan tiga negara mitra (Jepang, Korea Selatan dan China) yang fokus untuk pengembangan cadangan pangan dalam rangka memperkuat ketahanan pangan regional. Tujuan utama APTERR ialah untuk memperkuat ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan, dan pengentasan gizi buruk bagi para anggotanya tanpa mendistorsi perdagangan normal, sedangkan tujuan bersama APTERR adalah terjaminnya ketahanan pangan di kawasan ASEAN Plus Three (APT).

Bersama Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan NFA, turut hadir dalam Sidang APTERR ke-11 Kepala Biro Perencanaan, Kerja Sama, dan Humas NFA Risfaheri. (Rep/Her)